Tadi malam saya menyempatkan untuk menanti momen bersejarah detik detik penuntasan Brexit dengan mononton siaran langsung dari BBC.
Tepat tanggal 23.00 waktu Inggris malam tadi atau sekitar 3,5 tahun setelah Inggris melakukan referendum keluar dari Uni Eropa, Inggris secara resmi cerai dengan Uni Eropa.Â
Paling tidak ada 6 perubahan besar yang mewarnai hubungan Inggris  dengan Uni Eropa setelah secara resmi Brexit dituntaskan tadi malam. Perubahan tersebut adalah:
- Warga Inggris dan Uni Eropa tidak lagi bebas keluar masuk dan harus melewati sistem imigrasi yang berbasis perbatasan.
- Setiap warga Inggris yang ingin tinggal di negara di Uni Eropa dalam jangka waktu lebih dari 90 hari dalam kurun waktu 180 hari harus memiliki visa
- Warga Uni Eropa yang ingin pindah ke Inggris kecuali dari Irlandia akan diberlakukan  sama dengan warga negara lainnya di dunia yang ingin berkunjung ke Inggris.
- Orang yang kembali ke Inggris  dari Uni Eropa diperbolehkan membawa barang bebas pajak dengan batasan : 42 liter untuk beer, 18 liter untuk  anggur, 4 liter untuk minuman keras dan 200 batang rokok.
- Pihak kepolisian Inggris tidak lagi memilki akses basis data kriminal, sidik jari dan pelarian yang dimiliki oleh Uni Eropa
- Pengusaha yang tinggal di Inggris, Scotland dan Wales harus mengisi formular tambahan jika melakukan perdagangannya dengan pengusaha atau perusahaan yang tinggal di Uni Eropa.
Tidak hanya sampai di situ saja masih  ada  hal lain yang krusial yang mewarnai kejadian ini yaitu: Pada akhir January 2021 (1 bulan lagi) Inggris secara resmi akan keluar dari keanggotaan 27 perjanjian kerja sama politik dan perdagangan dengan Uni Eropa.
Jalan Berliku
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akhirnya berhasil membawa Inggris keluar dari krisis identitas setelah selama kurang lebih 3,5 tahun yang diwarnai jalan terjal dan ketidakpastian.
Brexit tidak serta merta usai setelah referendum, namun harus melalui serangkaian negosiasi yang sangat alot dengan pihak Uni Eropa untuk pengaturan fase baru hubungan kedua belah pihak.
Bahkan Inggris di masa pemerintahan Theresa May dapat dikatakan hampir tidak memiliki harapan karena upaya menuntaskan Brexit tidak hanya mendapat tantangan dari Uni Eropa namun juga dari kelompok kontra  Brexit  di Parlemen yang tidak menginginkan terjadinya Brexit.
Bahkan sampai pada satu titik dimana kelompok kontra  Brexit di parlemen mendorong dilakukannya referendum ulang.
Namun di tengah tengah krisis politik tersebut  akhirnya Theresa May berhasil "digulingkan" secara internal  oleh Boris Johnson  yang memungkinkan Boris Johnson memimpin Inggris menuntaskan Brexit ini.