Timor Leste kini menjadi perhatian khusus Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait bagaimana negara kecil ini berhasil mengendalikan  pendemi Covid-19.
Data yang dikeluarkan oleh Johns Hopkins University menunjukkan bahwa kasus korona di Timor Leste merupakan yang terendah kedua di kawasan ASEAN setelah Laos. Sejak merebaknya pandemi jumlah orang terangkit di negara ini hanya 44 orang dan tidak ada yang meninggal dunia.
Sangat Miskin
Banyak pakar kesehatan baik dari WHO maupun Australia yang mencoba menganalisis bagaimana  negara miskin yang sangat kecil yang hanya berpenduduk  1,2 juta orang  dengan fasilitas kesehatannya salah satu yang terburuk dunia sampai saat ini masih dapat mengendalikan pandemi ini dengan baik.
Setelah memisahkan dari Indonesia di tahun 2002 lalu Timor Leste ternyata tidak dapat menggapai mimpi indahnya  menjadi negara merdeka yang dapat memakmurkan warganya.  Iming iming cadangan minyak yang merupakan salah satu cadangan minyak dan gas terbesar dunia di Timor Gap ternyata belum juga mewujudkan impian indah tersebut.
Di tahun 2019 lalu berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Bank pendapatan per kapita negara ini hanya mencapai US$1.560,51 dan diperkirakan adanya pandemi ini akan menciutkan lebih lanjut perekonomian negara kecil ini lebih lanjut sebesar 6,8% di tahun 2020 yang sekaligus merupakan kondisi perekonomian yang terburuk sejak negara ini memisahkan diri dari Indonesia.
Keuangan negara yang kembang kempis tentunya sangat berdampak pada fisilitas pelayanan kesehatan terhadap warga Timor Leste.
Menurut pakar kesehatan WHO, hampir sepenuhnya program kesehatan Timor Leste ini sangat tergantung pada bantuan negara lain dan juga WHO untuk menjaga agar warganya tetap sehat.Â
Kondisi perekonomian Timor Leste sejak berpisah dengan Indonesia memang sangat mengkhawatirkan dan terus memburuk, sehingga tidak heran Timor Leste masuk dalam kandidat negara gagal. Pakar ekonomi dunia memperkirakan perekonomian negara ini makin memburuk akibat pandemi ini.
Kondisi yang semakin memburuk ini diakibatkan karena saat ini sebanyak 42% penduduk Timor Leste berada di bawah garis kemiskinan dan diperkirakan dengan adanya pandemi ini kondisinya semakin memburuk.
Memburuknya perekonomian Timor Leste setelah berpisah dengan Indonesia berdampak besar pada fasilitas kesehatan seperti minimnya fasilitas Intensive Care Unit terutama sangat terbatasnya fasilitas yang dilengkapi dengan ventilator dalam menghadapi wabah korona.