Kondisi dan gaya hidup seperti inilah yang menurut para pakar menjadi salah satu faktor mengapa penyebaran virus ini sedemikian cepatnya di Italia.
Jika ada orang usia lanjut yang tertular dan belum terdeteksi, maka dengan sangat cepat menyebar tanpa terdeteksi tidak saja kepada anggota keluarganya juga kepada orang lain.
Kesukaaan warga Italia berkumpul dan bercengkerama di kedai kopi juga diduga juga menjadi faktor lainnya yang menyebabkan cepatnya penyebaran virus ini di Italia.
Lambatnya pemerintah Italia dalam mengambil kebijakan menghentikan penyebaran virus ini juga menjadi salah satu faktor meledaknya virus ini. Coba bandingkan Tiongkok sangat cepat mengambil keputusan untuk mengisolasi wilayah yang terdampak di penghujung tahun 2019, sebaliknya italia baru mengambil kebijakan yang sama setelah virus meledak tidak terkendali.
Sebenarnya bukan hanya Italia saja yang diprediksi akan menjadi negara dengan jumlah korban tertinggi juga negara lainnya di Eropa seperti Spanyol, hal ini disebabkan karena lambatnya pemerintah mengambil kebijakan  drastis karena alasan pertimbangan  ekonomi.
Amerika Serikat  kini juga dikhawatirkan akan menjadi episenter baru penyebaran Covid-19 ini mengingat jumlah korban terpapar dan korban jiwa  meningkat tajam.
Banyak negara yang saat ini masih memberikan anjuran melakukan social distancing pada penduduknya dibanding dengan mengambil langkah drastis seperti melakukan  lock down. Jadi sebenarnya puncak pandemic  di negara Eropa kini hanya tinggal menunggu waktu saja.
Kekhawatiran lain nya terkait wabah Covid-19 di Italia ini adalah datangnya gelombang kedua pandemi virus korona ini, karena sampai saat ini kurva jumlah korban dan penderia belum sama sekali menunjukkan perlambatan.
Sementara itu kemampuan fasilitas kesehatan dalam menangani penderita virus covid-19 di Italia sudah mulai mencapai kapasistas maksimum. Â Artinya jika kapasistas kesehatan sudah jenuh maka para korban Virus Covid-19 ini tidak akan lagi dapat tertangani dengan baik dan akan secara cepat meningkatkan jumlah orang yang terpapar dan juga korban jiwa.
Sebagai contoh di kota dan wilayah Italia yang paling terdampak, kini sudah kehabisan fasilitas perawatan dan tempat tidur. Di  pusat kota Milan kini sudah kekurangan jumlah tempat tidur dan ruang isolasi untuk merawat secara intensif korban Covid-19, sehingga beberapa hotel dan ruang pameran kini diubah menjadi rumah sakit darurat  untuk penanganan  korban covid-19 ini.
Pihak Italia kini memang sedang berharap harap cemas menunggu saat kurva jumlah penderita dan korban Covid-19 ini melambat dan selanjutnya menurun.