Memang tidak ada yang membantah bahwa hal ini penting bagi pembentukan karakter siswa, tapi pertanyannya adalah apakah harus diajarkan  di jam formal pendidikan di sekolah?  Bukankah sebagian besar waktu siswa berada di keluarga dan di masyarakat?
Bagaimana peran pendidikan keluarga dalam hal pembentukan karakter ini?  Kalaupun pendidikan keluarga ini dapat berjalan dengan baik sebagai bagian dari  life  long  learning maka beban kurikulum di sekolah dapat dikurangi sehingga siswa dapat mengkonsentasikan dirinya untuk mempelajari hal hal yang akan meningkatkan daya saing nya di tingkat internasional.
Jadi pada dasarnya pendidikan itu adalah tugas bersama dan tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada sekolah.
Fase pendidikan dasar dan menengah sangat vital dalam memberikan pengetahuan dasar dan kemampuan berpikir sebelum memasuki perguruan tinggi. Jika di fase ini siswa kita tidak dibekali dengan baik maka dampaknya juga akan merembet pada daya saing mahasiswa kita di perguruan tinggi dibanding dengan rekan rekan rekannya di negara lain.
Semoga hasil asesmen PISA 2018 ini menjadi bahan renungan sekaligus menjadi cambuk bagi pengambil keputusan untuk segera melakukan revolusi pendidikan dasar dan menengah kita untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia unggul di masa mendatang.Â
Pendidikan memang kompleks dan tidak semudah membalikkan tangan untuk memperbaikinya, namun jika tidak ada langkah drastis dan sistematis untuk memperbaikinya maka ke depan kualitas dan daya saing  SDM di tatanan global akan menjadi tanda tanya besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H