Nama Naomi Osaka mungkin baru terdengar oleh penggemar tenis wanita sekitar setahun terakhir ini.  Maklum saja umurnya buru  mencapai 21 tahun dan Januari tahun lalu peringkatnya baru mencapai peringkat 72 tenis wanita dunia.
Namun gadis belia blasteran ayah Haiti dan Ibu Jepang ini dalam kurun waktu yang sangat singkat membuka mata dunia dengan prestasinya yang luar biasa di lapangan tenis dunia.
Naomi Osaka  yang  dilahirkan Osaka pada tanggal  16 Oktober 1997 lalu kini telah tumbuh sebagai petenis profesional dengan tinggi badan 180 cm.
Gadis yang sejak berumur 3 tahun bermukim di Amerika dan sudah akrab dengan tenis setelah melihat penampilan menakjubkan Serena dan Venus William ini hari senin lalu berhasil menjuarai Australia Open yang merupakan salah satu ajang grand slam bergengsi dunia dengan mengalahkan  Petra Kvitova petenis wanita peringkat satu dunia dan 2 kali juara Wimbledon.
Prestasi Naomi yang luar biasa ini membuat dirinya kini dinobatkan sebagai petenis wanita nomor satu dunia bulan February mendatang.
Dengan prestasinya yang luar biasa ini dia tidak saja tercatat  sebagai orang Asia pertama yang menjadi petenis wanita nomor satu dunia, namun juga mencapat rekor sebagai petunia termuda yang menjadi petenis top wanita sejak tahun 2010.
Prestasi Naomi tentu saja membawa kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jepang karena memang Naomi berlaga mewakili Jepang. Sebagai contoh di sekolah tenis di Osaka sekitar 30 siswa dan orang tua menonton dan tidak henti  memberikan dukungan kepada Naomi karena Naomi memang pernah menjadi siswa di sekolah tenis ini. Di berbagai klub dilakasanakan nonton bareng untuk mendukung Naomi.
Berita kemenangan Naomi mendominasi halaman pertama koran terkemuka Jepang dan juga media elektronik lainnya. Banyak kalangan yang menilai bahwa berita kemenangan Naomi ini merupakan pemberitaan paling masif bagi seorang atlit Jepang.
Naomi yang memiliki kewarganegaraan ganda yaitu Amerika dan Jepang sejak kecil dibesarkan di Amerika, sehingga bahasa Inggrisnya jauh lebih lancar jika dibandingkan dengan bahasa Jepangnya yang terbata bata.