Dalam bulan terakhir ini di berbagai wilayah di Indonesia termasuk ibu kota mulai dilanda cuaca ekstrim seperti hujan deras dan banjir. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa ini merupakan hal yang biasa karena Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Benarkah demikian?
Badan meteorologi dunia (The World Meteorological Organization) meramalkan bahwa peluang terjadinya El Nino dalam waktu 3 bulan ke depan mencapai 75-80%. Berdasarkan pemantauan suhu permukaan laut Pasifik yang mencapai 0.8 oC to 1.2 oC itu, Badan Meteorologi dunia tersebut memastikan El Nino akan terjadi antara bulan Desember 2018-Februari 2019 mendatang.
El Nino terjadi akibat perubahan suhu di lautan Pasifik yang berdampak pada perubahan iklim dunia. Biasanya El Nino ditandai dengan banjir dan kekeringan yang terjadi di belahan bumi yang berbeda.
Peningkatan suhu permukaan lautan Pasifik ini disertai dengan melemahnya pertukaran angin. Fenomena El Nino ini biasanya terjadi setiap 2-7 tahun dengan lama terjadinya sekitar 6-24 bulan.
Bagi Indonesia prediksi dua badan meteorologi ternama ini tentunya tidak dapat dianggap angin lalu saja karena hamparan wilayah Indonesia di tropis sangat rentan terhadap perubahan cuaca ekstrim ini.
Fenomena El Nino yang melanda dunia pada tahun 2015-2016 lalu memberikan dampak besar terhadap kerusakan lingkungan seperti terjadinya kekeringan, banjir, pemucatan terumbu karang di wilayah yang berbeda di bumi ini. Kejadian El Nino ini mempengaruhi lebih dari 60 juta penduduk dunia yang berakbat sebanyak 23 negara memerlukan bantuan internasional asenilai US$5 milyar.
Fenomena El Nino yang diperkirakan melanda dunia termasuk Indonesia dalam waktu 3 bulan ke depan tentunya harus diantisipasi dampaknya. Diperkirakan dalam kurun waktu tersebut akan terjadi curah hujan yang ekstrim dan juga perubahan suhu yang tidak saja berdampak langsung pada kehidupan kita seperti terjadinya banjir dan tanah longsor, namun juga memiliki dampak panjang.
Cuara ekstrim ini tentunya akan berdampak pada keamanan pangan karena berdampak pada hasil panen pertanian akibat gagal panen atau kerusakan sebagian dari hasil panen. Jika hal ini tidak diantisipasi, maka bukan tidak mungkin akan terjadi kekurangan stok pangan nasional.
Menurut badan pangan dunia (FAO) El Nino tahun 2018-2019 ini akan berdampak pada keamanan dan ketersediaan pangan di wilayah Afrika Selatan, Afrika Utara, Asia dan Pasific termasuk Amerika Latin.
Kelembaban di atas normal diperkirakan akan terjadi di wilayah Amerika Utara, sebagian Amerika tenggara, barat laut Amerika, Asia Tengah dan barat daya dan sebagian Eropa.
Hal lain yang harus diantisipasi adalah dampak cuaca ektrim ini dampaknya bagi kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan wabah penyakit. Di samping itu cuaca ektrim yang akan melanda Indonesia ini tentunya akan berdampak pada pengelolaan sumber air nasional.