Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Petani Pertama Asia Tenggara Berasal dari Tiongkok Selatan

22 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 22 Mei 2018   10:21 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehalian bertani penduduk Asia Tenggara berasal dari Tiongkok Selatan. Photo:Simon Fanger

Wilayah Asia Tenggara menang sangat unik jika dilihat dari segi  keragaman orangnya, budaya dan juga keahlian bertani yang telah diwariskan secara turun menurun.

Pertanyaan yang paling menggelitik adalah dari mana sebenarnya penduduk yang menempati wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia ini berasal ? Dari mana datangnya keahlian bertani yang berkembang di wilayah Asia Tenggara ini mengingat nenek moyang penduduk Asia Tenggara tidak memiliki keahlian bertani namun hanya memiliki keahlian berburu saja?

Studi terbaru yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari berbagai negara yang dipublikasikan di jurnal ilmiah bergengsi dunia Science pada tanggal 18 Mei 2018 lalu mengungkap misteri asal usul nenek moyang penduduk Asia Tenggara dan darimana keahlian  bertani itu berasal.

Para peneliti ini berhasil menganalisa DNA purba yang diambil dari berbagai situs di lima wilayah di Asia Tenggara yang berisi kerangka manusia purba yang berusia sekitar 4.1000-1.700 tahun.

Gelombang Migrasi

Catatan sejarah yang disusun berdasarkan penemuan fosil menunjukkan bahwa wilayah Asia Tenggara memang memiliki sejarah migrasi dan hunian manusia  yang cukup komplek.  Sebagai contoh Homo erectus diperkirakan  telah menghuni wilayah ini sekitar 1,6 juta tahun yang lalu.

Namun manusia modern Homo sapiens baru menempati wilayah ini sekitar 70.000 tahun yang lalu.  Selama puluhan ribu tahun mereka hidup berkelompok agar  bertahan hidup dengan mengandalkan keahlian berburunya. Keturunan mereka yang masih bertahan sampai saat ini adalah penduduk asli Australia, yaitu Aborigin dan penduduk asli papua.

Dalam kurun waktu 50.000 tahun terakhir ini diperkirakan paling tidak terjadi 3 gelombang migrasi ke wilayah Asia Tenggara ini. Gelombang migrasi pertama yang masuk ke wilayah Asia Tenggara ini  terjadi sekitar 45.000 tahun yang lalu yang dicirikan dengan kehalian  berburunya.

Hasil studi menunjukkan bahwa pertanian untuk pertama kalinya muncul di wilayah Asia Tenggara terjadi di Man Bac di Vietnam.  Keahlian bertani ini dibawa oleh nenek moyang  pendatang mereka yang berasal dari wilayah Tiongkok Selatan.

Penggalian kerangka manusia purba di Man Bac, Vietnam Photo: Lorna Tilley, Australian National University
Penggalian kerangka manusia purba di Man Bac, Vietnam Photo: Lorna Tilley, Australian National University
Keahlian bertani ini berkembang akibat terjadinya percampuran nenek moyang  yang berasal dari wilayah Tiongkok Selatan dengan nenek moyang  Eurasia yang memiliki keahlian berburu.

Keahlian  dan keterampilan bertani di wilayah Asia Tenggara  ini diperkirakan baru dimulai sekitar 4.000-4.500 tahun yang lalu seiring dengan berkembanganya keahlian membuat peralatan dan keramik  di wilayah Tiongkok Selatan.

Pertanian di wilayah Asia Tenggara ini semakin marak sering dengan terjadinya arus migrasi petani asal Tiongkok Selatan ke wilayah Asia Tenggara  secara bertahap dan sekaligus  mempengaruhi gaya hidup penduduk lokal yang umumnya memiliki kehalian berburu untuk menopang kehidupannya.

Analisis DNA memastikan bahwa migrasi petani ke wilayah Asia Tenggara ini terjadi sekitar 4.100 tahun yang lalu dan berasal dari wilayah Tiongkok Selatan

Gelombang migrasi berikutnya yang juga berasal dari wilayah Tiongkok  Selatan masuk ke wilayah Myanmar sekitar 3.000 tahun yang lalu, ke Vietnam sekitar 2.000 tahun yang lalu dan ke Thailand sekitar 1.000 tahun yang lalu. Keturunan langsung dari perpaduan gelombang migran dan penduduk setempat  ini masih dapat kita lihat di wilayah Thailand, Malaysia, Philippina  dan  pulau Andaman.

Gelombang migrasi petani yang berasal dari wilayah Tiongkok Selatan ini memang memberikan warna tersendiri bagi perkembangan pertanian  dan juga budaya.  Perpaduan  budaya berburu penduduk asli dan budaya bertani dari penduduk pendatang inilah yang membuat penduduk Asia Tenggara saat ini memiliki keragaman budaya yang tinggi namun memilii akar yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun