Pertanian di wilayah Asia Tenggara ini semakin marak sering dengan terjadinya arus migrasi petani asal Tiongkok Selatan ke wilayah Asia Tenggara  secara bertahap dan sekaligus  mempengaruhi gaya hidup penduduk lokal yang umumnya memiliki kehalian berburu untuk menopang kehidupannya.
Analisis DNA memastikan bahwa migrasi petani ke wilayah Asia Tenggara ini terjadi sekitar 4.100 tahun yang lalu dan berasal dari wilayah Tiongkok Selatan
Gelombang migrasi berikutnya yang juga berasal dari wilayah Tiongkok  Selatan masuk ke wilayah Myanmar sekitar 3.000 tahun yang lalu, ke Vietnam sekitar 2.000 tahun yang lalu dan ke Thailand sekitar 1.000 tahun yang lalu. Keturunan langsung dari perpaduan gelombang migran dan penduduk setempat  ini masih dapat kita lihat di wilayah Thailand, Malaysia, Philippina  dan  pulau Andaman.
Gelombang migrasi petani yang berasal dari wilayah Tiongkok Selatan ini memang memberikan warna tersendiri bagi perkembangan pertanian  dan juga budaya.  Perpaduan  budaya berburu penduduk asli dan budaya bertani dari penduduk pendatang inilah yang membuat penduduk Asia Tenggara saat ini memiliki keragaman budaya yang tinggi namun memilii akar yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H