Beberapa jam lalu peristiwa bersejarah yang belum pernah terbayang sebelumnya oleh dunia terjadi di semenanjung Korea di Zona demarkasi antara Korea Selatan dan Korea Utara terpatnya di Panmunjom.
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un yang diprotret oleh media dunia terutama oleh Amerika sebagai sosok yang sangat jahat melangkah mantap dengan tersenyum menyebarangi wilayah Korea Selatan untuk selanjutnya berjabat tangan hangat dengan presiden Korea selatan Moon Jae-in.
Ketika kedua pimpinan Korea ini bercakap cakap sambil berjabat tangan bahkan ketika akan menuju tanah Korea Selatan mereka kembali bergandengan kembali ke wilayah demarkasi sama sebelum melangkah kembali ke tanah Korea Selatan sekali tidak tercermin apa yang digambarkan oleh media terkait dengan pimpinan Korea Utara ini.
Dunia memang sudah terlanjur  memvonis pimpinan Korea Utara sebagai pimpinan "setan" yang merupakan musuh dunia dan musuh kemanusiaan.  Bahkan pemerintah Amerika di bawah pemerintahan Bush menggambarkan Korea Utara sebagai poros "setan".
Keterkejutan dunia dimulai dengan bersedianya pimpinan Korea Utara Kim Jong Un melakukan pertemuan di tanah Korea Selatan yang secara de facto masih dalam status perang. Keterkejutan dunia ini memang dapat dimengerti karena kunjungan ini merupakan kunjungan pertama kali oleh pimpinan Korea Utara sejak Perang Korea tahun 1953.
Keterkejutan dunia kembali terjadi ketika dari bahasa tubuh kedua pimpinan Korea Utara ini mencerminkan  suasana gembira dan saling percaya setelah mereka berdua melewati pasukan perang tradisional Korea dengan bendera kebesarannya.
Korban Media?
Kim Jong Un memang sangat jarang sekali tampil di media, sehingga orang sangat jarang sekali menyaksikan bagaimana pimpinan Korea Utara ini berbicara.  Biasanya memang sikap dan ucapannya disampaikan oleh penyiar perempuan TV dengan pakaian tradisional  yang sudah sangat dikenal dunia dengan nada yang berapi api.