Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"A Brief History of Time" Karya Stephen Hawking yang Mendobrak Tradisi

15 Maret 2018   19:13 Diperbarui: 15 Maret 2018   20:11 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam minggu ini berita kematian Stephen Hawking memang mendapat pemberitaan yang sangat luas. Berbagai media massa juga dihiasi dengan  beragam  tulisan untuk mengenang salah satu ilmuwan terbesar abad ini.

Kiprah dan reputasi Stephen Hawking  dianggap tidak saja mengubah pandangan banyak orang terkait dengan pembentukan alam semesta, namun juga berhasil mempopulerkan ilmu yang dianggap banyak orang sebagai ilmu super sulit untuk dipahami.

Reputasi ilmiah Stephen Hawking memang tidak perlu dipertanyakan lagi karena pada akhirnya banyak kalangan yang  sepakat mensejajarkan nama dan reputasi ilmiahnya dengan Albert Einstein.

Sumber: www.fearlessmotivation.com
Sumber: www.fearlessmotivation.com
Terkait dengan perjalanan karir ilmiah Stephen Hawking  ternyata ada potongan perjalanan sejarah hidup Hawking yang menarik untuk diketahui terkait  dengan salah satu bukunya yang berjudul "A Brief History of Time" yang memiliki andil penting dalam  mencuatkan popularitas Hawking.

Sulitnya Menjinakkan ilmu

Dipertengahan karirnya Stephen Hawking  tercatat banyak berinteraksi dengan  Dr Simon Mitton  yang saat ini menempati posisi sebagai ahli sejarah sains dari the University of Cambridge.

Interaksi Hawking dengan Simon Mitton  menarik untuk dibahas karena interaksi kedua orang ini akhirnya menjadi kolaborasi yang ideal dalam menuangkan  ide cemerlang Hawking ke dalam buku ilmiah popular yang nantinya terbukti menghebohkan  dunia.

Dr. Simon Mitton. Photo: www.totalastronomy.com
Dr. Simon Mitton. Photo: www.totalastronomy.com
Interaksi Simon dengan Hawking ini dimulai  karena  terkait dengan posisi Simon saat itu sebagai direktur publikasi ilmiah Cambridge University Press.

Pada tahun 1982 mereka berdua berintaksi dan mendiskusikan penerbitan buku ketiga Stephen Hawking yang topiknya menyangkut Superspace dan  Supergravity. 

Bagi Simon penerbitan buku ketiga  Hawking ini memang menjadi tantangan tersendiri karena disamping judulnya  yang super berat alias sulit dimengerti, materi buku yang diserahkan oleh Hawking kepadanya hanya berupa kumpulan publikasi ilmiah hasil penelitian  dan juga hasil workshop Hawking yang sudah pasti sangat sulit dimengerti oleh orang awam.

Sebagai editor Simon tentunya harus berpkir  keras bagaimana tulisan ilmiah dan berbagai istilah teknis terkait Superspace dan  Supergravity ini dapat ditulis dan dikonversikan ke dalam tulisan ilmiah popular yang dapat dimengerti oleh orang awam dan tentunya harus laku dijual.

Saat proses penulisan buku ini  dunia memang sudah mengenal nama besar dan reputasi Hawking  sebagai fisikawan teoritikal yang mendalami teori daya tarik bumi  dan  lubang hitam.

Kegundahan

Menurut Simon, di tengah tengah kepopulerannya saat itu ternyata Hawking sedang gundah  terkait dengan situasi keuangannya terutama terkait dengan masalah asuransi yang diharapkan dapat memproteksi keluarganya jika terjadi sesuatu dengan dirinya.

Disamping itu kondisi fisiknya yang semakin menurun dan mengharuskannya sangat tergantung pada perawat yang terus menerus menjaganya. Hal hal seperti inilah yang menurut Simon  sangat mengganggu pikiran Hawking karena terkait dengan besarnya biaya  hidup dan perawatan kesehatan yang harus dikeluarkannya.

Dalam pikiran Hawking buku ketiganya harus laku dijual dan dapat  menghasilkan banyak uang   agar  mampu menutupi masalah keuangan yang sedang dihadapinya.

Tantangan yang dihadapi Hawking dan Simon saat itu tidak saja terkait dengan bagaimana menuliskan temuan ilmiah yang sangat rumit ke dalam bahasa  popular sederhana  yang mudah dimengerti  namun juga ternyata di pasaran sudah ada beberapa buku yang masuk kategori best seller yang dikarang oleh para fisikawan ternama.

Beberapa buku best seller tersebut juga membahas topik yang sama yaitu terkait dengan gravitydan black holes yang ditulis dalam bahasa ilmiah popular.

Di tahap awal proses penulisan buku ini memang mereka berdua mengalami kendala terutama terkait dengan bagaimana caranya menuangkan  hasil temuan Hawking yang sangat rumit dan teknis  tersebut menjadi karya dapat dimengerti pembaca awam.

Namun setelah melalui  masa sulit penulisan buku ini akhirnya mengalami kemajuan yang cukup berarti  setelah  Hawking  memutuskan mengisi bagian awal dari bukunya dengan bahasan beberapa topik kuliah yang diberikannya di Harvard University.

Ketika untuk pertama kalinya Hawking bertemu dengan Simon untuk  mendikusikan draft buku yang dihasilkan Hawking ternyata topik pembicaraannya dengan Simon tersebut dimulai dengan pembicaraan tentang  uang yang akan dihasilkan dari penjualan buku bukan kepada isi bukunya.

Saat itu Hawking beralasan bahwa dirinya  berharap akan mendapatkan royalty yang besar dari hasil penjualan bukunya, karena dia telah banyak menghabiskan waktu menulis buku tersebut dan telah mengorbankan waktunya untuk melakukan penelitian.

Dalam diskusinya dengan Simon,  Hawking menyarankan ke Simon untuk tidak mengandalkan tradisi pemasaran buku seperti lazimnya pemasaran buku ilmiah, namun  merevolusi cara pemasarannya dengan cara  memasarkan buku  secara terbuka dan agresif termasuk  memasarkannya di semua toko   buku yang ada bandara di Inggris  dan Amerika.

Tidak mudah

Simon melihat bahwa draf buku yang ditulis Hawking masih terlalu berat untuk dimengerti orang awam karena masih banyak rumus rumus seperti halnya yang biasa ditemui di jurnal ilmiah menghiasi draft buku ini.  Oleh sebab itu Simon menyarankan  Hawking untuk merevisi kembali draft bukunya dengan cara menghilangkan rumus rumus yang sulit dimengerti.

Setelah melalui proses yang cukup alot  akhirnya Hawking setuju untuk menghilangkan semua rumus  rumus  yang ada di draft bukunya kecuali satu rumus masih dipertahannya yaitu rumus E = mc2.

Satu satunya rumus yang dipertahankan Stephen Hawking dalam buku ketiganya. Photo:alponiente.com
Satu satunya rumus yang dipertahankan Stephen Hawking dalam buku ketiganya. Photo:alponiente.com
Keputusan Hawking yang turut berperan membuat buku ketiga merupakan buku ilmiah terlaris di dunia adalah ketika Hawking memutuskan untuk mencetak bukunya di penerbitan umum bernama Bantam  bukan di University Press sebagaimana penerbitan buku ilmiah umumnya.

Berbuah Manis

Kerjasama antara Hawking dan Simon  ini ternyata berbuah manis ketika buku Hawking  terbit pada bulan Maret 1988 dengan judul "A Brief History of Time"  menjadi best seller selama paling tidak 5 tahun berturut turut  dengan total penjualan bukunya sampai  saat ini mencapai angka 10 juta buku.

"A Brief History of Time" karya Stephen Hawking ini tidak saja mencatat rekor penjualan buku ilmiah terlaris di dunia, namun juga sekaligus menjadi era baru penjualan  buku ilmiah yang selama ini tidak banyak penggemarnya sekaligus mempopulerkan ilmu yang dianggap sangat sulit dimengerti.

Disamping itu terbitnya buku  "A Brief History of Time"  berhasil meroketkan nama  Stephen Hawking sebagai ilmuwan langka yang berhasil menuangkan rumus rumus tentang alam semesta ke dalam bahasa sederhana yang dapat dinikmati oleh banyak awam.

Rujukan:Satu, Dua, Tiga,Empat,  Lima,Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun