Mesir dan dunia dalam 3 hari ini dikejutkan oleh serangan brutal yang menangetkan jamaah yang sedang beribadah di mesjid al Rawah di Bir al Abed di wilayah Sinai Utara  Mesir yang memakan korban yang sangat besar melebihi angka 305 orang yang meninggal dunia diantaranya 27 anak anak  dan  melukai sebanyak 128 orang.  Jumlah korban jiwa ini merupakan korban jiwa terbesar selama ini yang terjadi di Mesir.
Menurut keterangan pemerintah Mesir bahwa serangan ini dilakukan oleh sekitar 25- 30 orang yang berseragam ala militer yang dipersenjati  lengkap dan membawa bendera ISIS dengan cara meledakkan bom terlebih dulu dan selanjutnya menembaki para jamaah mesjid yang berlarian akibat kepanikan.
Sebagai akibat dari serangan ini berbagai kutukan terhadap tindakan yang bertentangan dengan azas kemanusiaan dan sekaligus mengundang simpati dari dunia internasional. Â Pemerintah Mesir secara resmi mengumumkan hari berkabung nasional selama 3 hari sebagai rasa simpati terhadap kejadian ini.
Penyerangan di mesjid al Rawah yang terletak di Sinai Utara ini tentunya mengundang berbagai pertanyaan mengapa mesjid ini menjadi target penyerangan yang untuk sementara oleh pemerintah Mesir didalangi oleh ISIS?
Wilayah Sinai di sebelah utara Mesir ini memang memiliki jejak sejarah panjang pergolakan.  Wilayah ini pernah diduduki oleh Israel  dalam perang Arab Israel. Selepas dikembalikannya wilayah ini ke Mesir ternyata tidaklah menyelesaikan masalah militansi yang tumbuh di wilayah ini.
Masalah ketimpangan ekonomi dan sosial ternyata terus terjadi di wilayah ini karena penduduk di wilayah ini merasa ditelantarkan dan dianak tirikan oleh pemerintah Mesir.  Menurut catatan di wilayah ini terjadi beberapa kali pergolakan sehingga wilayah ini digolongkan  sebagai wilayah rawan  oleh  pemerintah Mesir.
Tentunya kita masih ingat meledaknya serangan di Marawi Phillipina yang juga didalangi oleh simpatisan ISIS yang didukung oleh pelarian ISIS dari wilayah lainnya yang terdesak.
Terdesaknya militan  ISIS di wilayah Irak dan Syria membuat mengalirnya ISIS ke wilayah utara Sinai ini yang memiliki sejarah keterkaitan dengan ISIS. Menurut laporan pihak militer Mesir hampir setiap hari terjadi serangan di wilayah ini yang dilakukan oleh para militant ISIS.
Kelompok Wilayat Sinai yang berkembang di wilayah Sinai ini sudah menyatakan sumpah afiliasinya dengan ISIS pada tahun 2014 lalu dan diduga menjadi dalang berbagai serangan yang memakan ratusan korban jiwa. Kelompok ini juga mengklaim bertanggungjawab terhadap serangan pesawat penumpang Rusia yang jaruh di wilayah Sinai yang menewaskan sebanyak  224 orang yang terjadi pada tahun 2015 lalu.
Faktor ketidakadilan dan pergolakan yang selama ini terjadi secara sporadis di wilayah Sinai membuat suku suku yang mendiami wilayah Sinai ini terbelah. Â Suku yang tidak melakukan sikap bertentangan dengan pemerintah Mesir dianggap sebagai pendukung pemerintah sebaliknya masyarakat yang lainnya terus menunjukkan perjuangannya karena ketidak adilan yang telah diuraikan di atas.