Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

100 Tahun Deklarasi Balfour, Sumber Konflik Palestina-Israel

3 November 2017   14:49 Diperbarui: 4 November 2017   02:06 6326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foreign Secretary Inggris Lord Arthur Balfour diambil pada tahun 1930. Photo: AP

Inggris memandang pendirian negara Israel di tanah Palestina sangat strategis mengingat wilayah Palestina ini merupakan jembatan yang menghubungkan wilayah India dan Mesir yang sangat penting dan strategis bagi Inggris setelah perang dunia berakhir. Sehingga pemikiran pendirian negara untuk Yahudi di wilayah Palestina di bawah perlindungan Inggris akan mewujudkan mimpi Inggris ini mengusai dunia.

Setelah Perang Dunia I  berakhir ternyata deklarasi Balfour ini langsung berdampak.  Berdasarkan perjanjian Versailles Treaty yang disepakati pada tahun 1919,  Inggris diberikan mandat untuk mendirikan pemerintahan sementara di Palestina yang tentunya dimaksudkan untuk mengakomodasi kepentingan penduduk Arab dan Yahudi di  wilayah tersebut.

Kegagalan mewujudkan negara dan pemerintahan sendiri di wilayah Palestina yang dijanjikan  sebagai imbalan partisipasinya melawan Turki ternyata membuat orang Arab marah.

Sementara itu setelah Perang Dunia I berakhir jumlah penduduk Yahudi di wilayah ini meningkat tajam yang menjadi salah satu  pemicu konflik Arab-Yahudi di wilayah tersebut. Konflik yang berkepanjangan di wilayah ini membuat pemerintah Inggris menunda untuk memutuskan masa depan Palestina.

Dalam perjalanan sejarah, peristiwa Holocaust dan teror terhadap orang Yahudi  di era Perang Dunia II ternyata mengundang simpati dunia sehingga akhirnya pada tahun 1948 dideklarasikan negara Istrael di bumi Palestina yaitu 31 tahun setelah deklarasi Balfour.

Tidak pelak lagi deklarasi Balfour akan terus mengundang kontroversi karena Inggris dianggap sebagai negara yang paling bertanggungjawab terhadap konflik yang berkepanjangan di wilayah Palestina ini.

Selama pihak Palestina belum mendapatkan haknya sama seperti bangsa Yahudi yang telah diberikan haknya mendirikan negara Istrael, maka janji awal pemerintahan Inggris di tanah Palestina untuk memberikan keadilan bagi bangsa Arab dan Yahudi akan terus menghantui Inggris karena disinilah letak sumber titik  konflik Palestina- Israel.

Ironisnya di tengah tengah "perayaan" deklarasi Balfour ini Perdana Menteri Israel terlihat sangat akrab bertemu dengan Perdana Menteri Inggris di Downing Street nomor 10, sementara itu penduduk Palestina memperingatinya sebagai suatu peristiwa kecelakaan  sejarah yang berdampak sampai 100 tahun kemudian.

Rujukan: satu, dua, tiga,empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun