Bau parfum tidak hanya dapat memicu asma dan migraine saja namun juga menimbulkan alergi dan rhinitis yang ditandai dengan bersin bersin akibat terjadinya iritasi di bagian hidung yang berlebihan dan mata berair dan terasa gatal.
Dalam industri parfum produsen diperbolehkan hanya mencantumkan istilah pewangi atau fragrance saja dan tidak diharuskan merinci bahan kimia apa yang dikandung oleh fragrance yang diproduksinya.  Dalam hal ini konsumen  tidak akan dapat mengetahui bahan kimia apa yang digunakan oleh produsen dalam menghasilkan bau parfum yang khas tersebut.
Dalam industri parfum tidak dirincinya bahan kimia yang menyebabkan timbulnya bau khas parfum ini kemungkinan besar dimaksudkan agar pesaingnya tidak meniru komposisi bahan kimia yang menyebabkan munculnya bau khas suatu parfum.
Sehingga jika kita amati bau parfum yang dihasilkan oleh merek terkenal dunia sangatlah khas. Walaupun ada upaya untuk menirunya seperti yang dilakukan oleh para pencampur parfum yang marak di pasar tidaklah sama persis dengan bau parfum yang ditiru.Â
Di samping itu biasanya parfum tiruan baunya tidak sama dengan aslinya daya tahan baunya hanya dapat bertahan sebentar saja.
Mengingat bau parfum dapat berakibat buruk pada orang lain terutama rekan kerja kita, jika kita tergolong penggemar parfum ada baiknya kita memperhatikan rekan kerja apakah rekan kerja kita ada yang terganggu dengan bau parfum yang kita pakai dan juga mengamati apakah ada yang memiliki alergi terhadap bau parfum.
Jadi, jika kita tergolong pencinta parfum bukan tidak mungkin tanpa kita sadari kita mengganggu orang lain dan bahkan dapat menyebabkan ketidaknyamanan di ruang kerja tidak perduli apakah parfum yang kita gunakan tergolong parfum bermerek terkenal yang sangat mahal sekalipun.
Rujukan :Â satu, dua, tiga,empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H