Mempelajari bahasa dan budaya lain akan membantu seseorang untuk tidak berpikir secara hitam putih dengan berpendapat hanya ada dua kelompok di dunia ini yaitu "saya" dan "mereka".Â
Menguasai bahawa asing akan memperkuat identitas diri namun sekaligus membuat seseorang hidup dalam dunia lain karena akan membuat seseorang dapat berinteraksi secara sosial dan professional dengan kelompok dan ras lain.
Mempeljari bahasa asing memang bukanlah mudah namun memerlukan kemauan yang kuat dan situasi yang mendukung. Â Biasanya jika seseorang harus bertahan pada lingungan baru yang sangat berbeda dan sangat menentukan hidup matinya, maka biasanya orang tersebut akan terpicu untuk mempelajari bahawa asing agar dapat bertahan.
Namun sebaliknya dalam situasi yang terkungkung dan merasa nyaman dalam kelompoknya, maka akan muncul pendapat bahwa mempelajari bahasa asing itu tidak diperlukan karena mereka dapat bertahan hidup tanpa mempelajari bahwa asing.
Arogansi dan fanatisme bahwa bahasa dan budaya dirinya yang terbaik akan membuat seseorang seperti memakai kacamata kuda karena kurang mengetahui ada kelompok dan ras lain yang lebih baik. Â Sikap dan keterbatasan inilah yang dapat memicu timbulnya rasisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H