Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bogor yang Kini Sudah Tidak Seperti Dulu Lagi

2 Juli 2017   11:28 Diperbarui: 8 Juli 2017   10:14 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan gunung Pangrango dari kota Bogor pada hari lebaran juga menunjukkan kecantikannya. Photo: Dok Pribadi

Keindahan dan nyamannya udara kota Bogor di era tahun 1980-an kini telah sirna.  Setiap harinya kita  sangat jarang sekali melihat tiga gunung yang merupakan ikon kota Bogor karena selimuti oleh udara pencemaran yang berwarna abu abu yang menutupi sepenuhnya ketiga gunung tersebut.

Dampak aktivitas manusia dalam pencemaran udara kota Bogor ini memang sangat luar biasa.  Ketika penduduk Jakarta dan Bogor sebagian besar mudik di hari lebaran, kita akan dapat menyaksikan kembali  betapa hanya dalam beberapa hari terutama di saat hari lebaran udara kota bogor menjadi bersih seperti yang seharusnya.

Pemandangan gunung Pangrango dari kota Bogor pada hari lebaran juga menunjukkan kecantikannya. Photo: Dok Pribadi
Pemandangan gunung Pangrango dari kota Bogor pada hari lebaran juga menunjukkan kecantikannya. Photo: Dok Pribadi
Gunung Salak tampak dengan jelas dihiasi oleh awan yang menawan muncul kembali seperti aslinya. Demikian juga Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang selama ini seolah hilang tertutup udara kotor juga dapat kita saksikan keindahannya.

Gunung Salak kembali tidak tampak karena diliputi pencemaran udara di H + 6 setelah lebaran. Photo: Dok Pribadi.
Gunung Salak kembali tidak tampak karena diliputi pencemaran udara di H + 6 setelah lebaran. Photo: Dok Pribadi.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah mengapa kita semua tidak dapat menjaga dan mempertahankan tata ruang kota Bogor yang telah direncanakan sebelumnya?  Tekanan semakin bertambahnya penduduk dan kendaraan bermotor memang merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun dapat diantisipasi dengan perencanaan dan ketaatan tata ruang dan wilayah jangka panjang yang memadai.

Tampaknya tata tuang kota Bogor, banyak yang hanya tinggal rencana yang ada di atas kertas saja.  Alih fungsi lahan terjadi sedemikian masifnya akibat tekanan ekonomi dan kepentingan lainnya terus terjadi.

Kita akan dapat melihat pelanggaran tata ruang dan wilayah ini di perumahan perumahan yang di jalan utamanya dimana rumah telah berubah menjadi hutan gerai gerai dan mini market yang menjamur.

Tidak usah jauh jauh jika ingin melihat contohnya yang ada di sekitar Kampus IPB Darmaga.  Kampus yang di ea tahun 1960 - 1970 an merupakan daerah yang tekenal sebagai tempat membuang anak jin karena sepinya tersebut, kini menjadi salah satu titik kemacetan.

Di sepanjang perjalanan menuju Kampus IPB kita dapat menyaksikan betapa area yang seharusnya di tata ruang dan wilayah adalah daerah resapan dan juga daerah persawahan  dengan sangat cepat dan agresif telah berubah menjadi perumahan dan daerah niaga.

Jalan Pajajaran yang dulunya merupakan daerah perumahan jaman dulu yang sangat asri kini telah berubah menjadi lautan factory outlet yang menjadi salah satu tujuan wisata warga Jakarta.

Sudah tidak terhitung lagi pengembangan wilayah kota Bogor yang kini menjadi perumahan yang sebagian besar dihuni oleh warga  yang berkerja di Jakarta dalam kesehariannya.

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah memang pemerintah Kota Bogor dan Pemeritah Kabupaten Bogor sama sekali tidak berdaya menghadapi lajunya penurunan kualitas lingkungan dan udara kota Bogor ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun