Jika kita tarik garis sejarah ke belakang, sentuhan Islam di Australia pertama kalinya terjadi ketika pedagang dari Makassar di Barat Laut Australia yang dinamakan Marege yang terjadi pada tahun 1720.
Kedatangan orang Makassar ke Australia ini memungkinkan terjadinya interaksi dengan orang Aborigin dan pengaruhnya sangat besar dalam hal bahasa karya seni dll yang berkembang di masyarakat Aborigin saat ini.
Walaupun menurut catatan sejarah  ketika itu tidak ada mesjid yang didirikan, namun enurut ahli sejarah Regina Ganter, indikasi adanya kumandang adhan terekam dalam bahasa yang digunakan masyarakat Aborigin  di wilayah tersebut sejak kunjungan pendatang  Makassar ini.
Mesjid pertama didirikan di Australia pada tahun 1860 di daerah yang dinamakan Marree di Australia Selatan yang  terletak di wilayah pedalaman Australia, yaitu sekitar 8 jam perjalanan dengan menggunakan mobil dari Adelaide ke wilayah utara.
![Orang Afganistan merupakan pioner peternakan unta di Australia. Sumber: ukdlrqco1d-flywheel.netdna-ssl.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/27/marree4-586206eebc22bdf204e3e12f.jpg?t=o&v=770)
Mesjid yang sangat sederhana ini menurut para ahli sejarah pernampakannya mirip dengan mesjid pertama yang dibangun di Medinah dengan beberapa modifikasi.Â
Mesjid pertama di Australia ini yang  beratapkan jerami dan batang pohon palem, serta  berdinding yang dilapisi tanah ini posisinya menghadap ka’bah. Disamping itu mesjid ini juga dilengkapi tempat untuk mengambil air wudhu dan mimbar kecil.
Jika dibandingkan bangunan mesjid modern saat ini, mesjid Marree memang tampak sangat sederhana sekali,  karena tidak memiliki kubah, menara, mihrab dan muqarnas (pendukung kubah). Namun Mesjid yang sederhana ini telah menorehkan sejarah perjalanan Islam di Australia.
![Replika mesjid pertama di Australia yang masih dapat disaksikan sampai saat ini. Sumber: www.ournakedaustralia.com.au](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/27/marree3-5862073bfc22bd2512ac28b2.jpg?t=o&v=770)
Rujukan:Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI