Demikian juga hasil survey terakhir yang dikeluarkan oleh hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny J.A. yang menyatakan bahwa elektabilitas pasangan Anies-Uno menduduki peringkat pertama dengan 31,9%, Agus - Silvy dengan 30,9%, Â sedangkan pasangan Ahok-Djarot menduduki peringkat paling buncit dengan capaian hanya 10.6%.
Hasil survey di atas membuat banyak orang berkerut dahinya sekaligus mempertanyakan faktor  apa saja  yang sebenarnya menentukan akurasi suatu survei.Â
Dengan asumsi bahwa lembaga survei ini jujur dan memiliki niat mulia untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya pada masyarakat akan elektabilitas pasangan calon, ada baiknya kita membedah lebih dalam faktor apa saja yang membuat suatu hasil survei agar dapat kita percayai.
Validitas dan Reliabilitas
Ada dua istilah yang sangat menetukan akurasi suatu survei, yaitu validitas dan reliabilitas. Â Lembaga survei yang terpecaya harus memenuhi persyaratan minimal dalam melaksanakan surveinya.
Dalam mendapatkan data yang berkualitas lembaga survei harus memperhatikan banyak hal diantaranya : metode pengumpulan data, usaha mendapatkan responden, pertanyaan, urutan, format, struktur dan layout prilaku pemilih yang akan diukur, akurasi informasi dll. Tanpa memenuhi prasarat di tas, maka hasil suatu survei tidak akan memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas.
Data empiris menunjukkan banyak survei yang dilakukan oleh pembaga survei dikategorikan dalam face validity yang lebih mementingkan hasil yang sesuai dengan tujuan dilakukannya survei. Â Banyak pertanyaan yang diajukan kelihatannya masuk akal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, namun tidak memenuhi persyaratan untuk memenuhi validitas.
Reliabilitas lebih terkait dengan konsistensi pengukuran yang dilakukan dalam suatu survei.
Dalam suatu survei validitas dan reliabilitas terkadang tidak sejalan. Â Reliabilitas sangat diperlukan namun terkadang tidak cukup membuat havil suatu survei menjadi valid.