Setelah melalui perjuangan selama sekitar 30 tahun lubang lapisan ozon di atas antartika yang semula pada tahun 2000 luasnya mencapai 21 juta kilometer persegi  kini menciut menjadi sekitar 4 juta kilometer persegi. (catatan: Lihat perkembangan meluasnya lubang ozon di sini)
Berita gembira ini dipublikasikan di majalah ilmiah terkemuka Science pada tanggal 30 Juni 2016 yang menyimpulkan bahwa dengan mengecilnya lubang llaipsan ozon ini tampaknya merupakan awal keberhasilan upaya bersama dunia untuk menanggulangi masalah pencemaran atmosfir yang menyebabkan lapisan ini menganga.
Luasan-lubang lapisan ozon ini memang berfluaktuasi dari tahun ke tahun luasnya tergantung pada faktor alam.  Sebagai contoh tahun lalu dengan banyaknya gunung meletus lubang ini semakin membesar, namun saat ini tampaknya lubang itu benar-benar mengecil.Â
Meletusnya gunung Calbuco di Chile pada tahun 2015 membuat lubang lapisan ozon ini makin membesar.  Abu vulkanik pada letusan gunung memang meningkatkan itensitas awan, sehingga memperlambat proses penutupan lubang ozon.
Mengecilnya lubang lapisan ozon ini  merupakan dampak kesepakatan banyak negara di dunia selama 30 tahun terakhir  ini untuk membatasi penggunaan bahan bahan kimia yang berdampak langsung pada menipisnya lapisan ozon ini.Â
Perjuangan panjang.
Peristiwa bersejarah yang dikenal dengan Montreal Protocol terjadi pada tangal 16 September 1987  ketika dunia internasional mengambil keputusan untuk secara bertahap menghapuskan penggunaan chlorofluorocarbons (CFC) gas yang mengandung chlorine yang menjadi penyebab terjadinya lubang di lapisan ozon.
Pentingnya lapisan ozon untuk melindungi kehidupan di bumi memang tidak dapat dipungkiri lagi melalui fungsinya untuk meredam radiasi ultra violet dari sinar matahari. Â Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang sinar ultraviolet sinat matahari ini dihubungkan dengan kejadian kanker kulit, perubhan genetik serta menekan sistim kekebalan organisme. Â Tidak hanya sampai disitu, radiasi UV ini juga dikaitkan dengan penurunan produksi pertanian dan rantai makanan.
Para ahli memperkirakan bahwa bahan kimia seperti CFC yang terlanjut mengkontaminasi atmosfir ini akan tetap berada di laipsan tersebut sampai sekitar 50-100 tahun. Â Jadi memang polusi CFC di atmosfir tidaklah mudah untuk dihilangkan. Â Oleh sebab itu kesepakatan dunia untuk mengurangi secara signifikan pengunaan CFC dinilai merupakan langkah tepat bagi masa depan bumi.