Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar dari Suksesnya Sepeda Bambu "Bambike"

30 Juni 2016   07:19 Diperbarui: 30 Juni 2016   12:04 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepeda bambu  memang bukan barang baru, tapi membuat sepeda bambu  menjadi popular dan diproduksi secara massal memerlukan tekad dan seni tersendiri.  Kisah manis produksi sepeda bambu yang dinamakan Bambike di Fiilipina ini sungguh sangat menginspirasi.

Setelah mengembangkan design dan teknik bertahun-tahun akhirnya pada tahun 2010 Bryan Benitez McClelland yang merupakan blasteran Philipina dan Amerika ini secara resmi meluncurkan perusahan yang dinamakan Bambike di Filipina yang khusus memproduksi sepeda bambu.  Perusahaan ini sepenuhnya menggunakan bahan dan memberdayakan  pengetahuan dan  kemampuan lokal dalam memproduksi sepeda bambu. 

Bryan Benitez McClelland, pendiri Bambike, memperlihatkan salah satu model produksi sepeda bambunya Central Park, New York. Photo: Jon Sweeney / NBC News
Bryan Benitez McClelland, pendiri Bambike, memperlihatkan salah satu model produksi sepeda bambunya Central Park, New York. Photo: Jon Sweeney / NBC News
Dari pengalaman dan pengembangan teknik selama bertahun tahun, perusahaan ini ternyata hanya menggunakan  4 jenis bambu  dari sekitar 70 jenis  bambu yang ada di Philipina dan uniknya setiap model sepeda ternyata memerlukan jenis  bambu yang berbeda.

Memanfaatkan sumberdaya lokal

Produksi Bambike ini sepenuhnya buatan tangan (handmade)  yang mendayagunakan masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  Gawad Kalinga di Propinsi  Tarlac di Utara Manila.  Perusahaan Bambike memperkerjakan masyarakat miskin yang digaji  sekitar Rp. 90 ribu per hari ditambah bonus setiap menyelesaikan pembuatan 1 sepeda.  Dibandingkan dengan rataan pendapatan rakyat Philipina umumnya, penghasilan ini sangat memadai bagi masyarakat marjinal.

Tidak hanya sampai disitu saja, perusahaan Bambike ini menyisihkan sebagian dari keuntungannnya untuk penyediaan beasiswa dan peningkatan fasilitas pendidikan di pesedaan.

Produksi Bambike

Proses produksi sebuah sepeda bambu memerlukan waktu kira kita 5 bulan, dimana perlakukan khusus terhadap bambu  memakan waktu yang paling lama.  Setelah Bambu diperlakukan secara khusus, bambu  ini akan sangat kuat dan keras layaknya beton dan baja.  Semua kerangka dan peralatan yang terpasang di sepeda bambu ini didesign untuk memenuhi standar Eropa, sehingga memungkinkan sepeda ini masuk pasaran Eropa dan Amerika.

Teknologi yang dikembangkan membuat bambu sekuat baja dan beton. Photo:kzriman.files.wordpress.com
Teknologi yang dikembangkan membuat bambu sekuat baja dan beton. Photo:kzriman.files.wordpress.com
Perangkaian sepeda bambu hanya memerlukan waktu sekitar 1 minggu saja termasuk pembentukan batangan bambu  untuk rangka, penyambungan, penguatan sambungan, pengampelasan dan pengecetan.  Setiap bulannya dapat diproduksi sekitar 30 rangka sepeda.

Photo: www.scidev.net
Photo: www.scidev.net
Pembuatan Bambike melibatkan masyarakat dan pengetahuan lokal. Photo: www.scidev.net
Pembuatan Bambike melibatkan masyarakat dan pengetahuan lokal. Photo: www.scidev.net
Produk jadi karya masyarakat lokal sebagai bagian dari perusahaan Bambike ini memang sangat luar biasa.  Sepeda Bambike yang dipasarkan di Manila oleh perusahaan ini banyak diminati oleh masyarakat kalangan menegah dan atas Philipina dan juga dunia dengan  harga sepeda bambu  ini rata rata sekitar Rp. 22 juta tergantung modelnya.

Tiga tipe Bambike. Photo: media.virbcdn.com
Tiga tipe Bambike. Photo: media.virbcdn.com
Sampai saat ini Bambike memproduksi tiga tipe sepeda bambu, seperti misalnya  yang cukup popular misalnya   beach cruiser dan mountain bike. (lihat videonya di sini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun