Mungkin kebanyakan orang tidak akan pernah membayangkan terlaksananya kunjungan kenegaraan presiden Iran ke Italia dan Perancis beberapa waktu lalu. Apalagi jika kita membayangkannya hal ini terjadi di era presiden Bush yang terkenal dengan ideologi “poros setan” nya untuk menyebut negara negara lawannya di Timur tengah saat itu. Bahkan Bush sangat terkenal dengan ungkapannya sbb : “jika anda tidak ikut kebijakan Amerika berarti anda adalah musuh Amerika”.
Tampaknya era baru sedang menghiasi hubungan luar negeri negara barat yang selama ini menjadi musuh berat Amerika dan sekukunya termasuk Perancis dan Italia. Keberhasilan perjanjian yang panjang berliku terkait program nuklir Iran membuahkan kesepakatan untuk mengangkat sangsi yang selama ini diterapkan kepada Iran sejak jaman Ayatollah Khomeini mengambil alih kekuasaan sari Shah Iran Reza Pehlevi.
Walaupun Israel mencak-mencak dan menentang keras perjanjian ini, tampaknya Amerika dan sekutunya tetap melanjutkan kesepakatan ini. Sebagai gantinya Amerika memberikan sedikit “permen janji” kepada Israel dengan pernyataan bahwa perjanjian ini setiap saat dapat dibatalkan jika Iran melanggar apa yang telah disepakati.
Terlepas dari itu untuk pertama kalinya dalam sejarah Presiden Iran Hassan Rouhani melakukan kunjungannya ke Eropa setelah sekian lama tidak ada pimpinan Iran yang berkunjung ke Eropa dan Amerika. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sangat langka dan banyak mendapatkan perhatian luas dari media.
Salah satu hal yang sangat menarik dari kunjungan Presiden Hassan Rouhani adalah tidak terlaksananya jamuan makan malam kenegaraan dalam kunjungan ini. Saat itu rombongan presiden Iran meminta agar dalam jamuan makan yang memang telah direncanakan sebelumnya itu disajikan makanan halal dan bebas alkohol. Namun karena budaya dan makanan Perancis tidak mengenal hal tersebut maka pihak Perancis tidak mau memenuhi permintaan tersebut.
Sebagai gantinya pihak Perancis menawarkan pengganti jamuan makan malam kenegaraan tersebut dengan makan pagi yang menyajikan makanan halal dan bebas alkohol. Namun ternyata pihak Iran menolah tawaran tersebut. Jadi kunjungan presiden iran tersebut tanpa diwarnai dengan makan malam kenegaraan yang umumnya diacarakan pada setiap kunjungan kenegaraan.
Sebelumnya dalam kunjungan ke Italia rombongan presiden iran meminta agar di dalam ruangan pertemuan dan area pertemuan bebas dari patung. Dapat dibayangkan di Italia patung sebagai karya seni sudah umum dan merupakan bagian dari budaya italia. Namun ternyata walaupun mendapat kritikan dari warga Italia pihak protokoler memenuhi permintaan tersebut dan menutup patung patung di ruang pertemuan dan area sekitar ruang pertemuan dengan kain penutup.
Terlepas dari kontroversi di atas tampaknya kunjungan Presiden Iran ini membuahkan hal yang manis di tengah tengah kelesuan ekonomi negara Eropa seperti Perancis dan Italia.
Dalam kunjungannya ke Perancis disepakati perjanian dagang yang bernilai 40 milyar Euro termasuk di dalamnya pembelian sebanyak 118 pesawat airbus, pembukaan pabrik mobil Peugeot di Iran, perbaikan sistem transportasi kereta api dan pembelian minyak Iran sebanyak 200 ribu Barrel per harinya oleh Perancis.