Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

13 Tahun Bom Bali

12 Oktober 2015   11:03 Diperbarui: 12 Oktober 2016   12:46 2443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bom bali banyak memakan korban. Photo: wikimedia

Hari ini 13 tahun yang lalu peristiwa yang dinamakan “bom Bali” mengguncang Indonesia. Dampak dari Bom Bali tidak saja melanda Bali namun juga menerpa keamanan Indonesia dan tentunya menjadi pusat perhatian dunia.

Hari ini, banyak koran-koran di Australia menjadikan peringatan peristiwa ini sebagai bahasan utamanya. Tidak heran memang jika Australia menaruh perhatian yang besar terhadap isu terorisme di Indonesia terutama setelah terjadinya Bom Bali. Pada peristiwa bom bali tersebut korban warga asing terbanyak adalah dari Australia.

Di tengah-tengah berita hangat tentang sepak terjang ISIS, kekhawatiran Australia akan terulangnya peristiwa ini di negara lain yang mengancam warganya memang cukup beralasan, apalagi ketika di era pemerintahan Tony Abbott terang-terangan memproklamasikan Australia sebagai negara terdepan dalam memerangi ISIS dan terosisme lainnya.

Kekhawatiran tersebut bertambah ketika minggu lalu seorang anak muda berumur 15 tahun mendatangi kantor polisi di wilayah Parramatta Sydney dan menembak mati seorang pekerja yang bekerja di kantor polisi tersebut dan juga terlibat baku tembak dengan polisi. Kematian pemuda yang masih berusia belia dalam baku tembak dengan polisi ini tentu saja menyadarkan Australia bahwa Astralia kini menjadi target serangan langsung pihak ekstrimis.

Rangkaian peristiwa ini tentu saja menyadarkan Australia bahwa dalam menangkal ektrimisme ini Australia harus bekerjasama dengan baik dengan Indonesia. Kekhawatiran tentang bangkitnya kembali estimisme di Indoesia yang akan berdampak langsung kepada warga Australia memang terungkap ketika salah satu wartawan The Australian Deborah Crassrel berhasil mewawancarai salah satu pelaku utama bom Bali Ali Imrom. Ali Imron merupakan satu satunya survivor dari lingkaran dalam pelaku bom Bali yang saat ini sudah mendeklarasikan dirinya sebagai aktivis “peaceful jihad”.

 

Bom Bali merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Photo dnaberita.com
Bom Bali merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Photo dnaberita.com
Dalam wawancara tersebut Ali Imron menyatakan penyesalannya karena bom Bali banyak memakan korban dari kalangan muslim. Ali Imron yang dulunya merupakan bagian dari Al Qaida dan Jemaah Islamiah yang sudah menjadi radikal sejak berumur 10 tahun menyatakan ketidak setujuannya dengan sepak terjang ISIS yang sangat brutal dan menganggapnya sangat berbahaya. Namun dalam wawancara tersebut Ali Imran tetap menyatakan komitmennya untuk mendirikan kalifah islam.

Bom bali telah merubah strategi Indonesia dan dunia dalam melawan terorisme. Liputan6.com
Bom bali telah merubah strategi Indonesia dan dunia dalam melawan terorisme. Liputan6.com
Peristiwa bom Bali telah membuat pihak kepolisan di Indonesia dan pihak kepolisian Australia bekerja lebih erat tidak saja menguak siapa dalang di balik peristiwa Bom Bali, namun juga kerjasama untuk mencegah terjadinya kembali peristiwa ini.

Pada bulan Agustus lalu kerja sama ini diperkuat kembali ketika Michael Keenan sebagai Justice Minister berkunjung ke Jakarta. Kekhawatiran Australia yang terbesar adalah terhadap ratusan militan yang berasal dari Indonesia yang saat ini sedang bertempur di negara Syria dan Irak sebagai bagian dari ISIS.

Sekembalinya dari medan perang ini diprediksi para pejuang ini akan mempraktekkan pengalaman perangnya dengan melakukan serangan di Indonesia untuk melanjutkan perjuangan Darul Islam yang bercita-cita mendirikan negara Islam di Indonesia yang dirintis sejak tahun 1948.

Laporan tersebut juga menulis pernyataan Kepala kepolisian Jakarta Tito Karnavian yang melihat adanya momentum baru berdasarkan hasil analisis laman-laman yang terkait dengan ekstrimisme dengan adanya seruan untuk membentuk kalifah yang meliputi Indonesia dan Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun