Bayi tabung memang sudah banyak membantu wanita memperoleh anak. Photo : http://www.capstonepub.com
Â
Memiliki anak memang umumnya didambakan oleh setiap keluarga dan tentunya seorang wanita. Namun karena berbagai alasan banyak kaum wanita yang sengaja menunda memiliki anak setelah pernikahan untuk mendahulukan karirnya. Bagi sebagian wanita menunda memiliki anak dan berusaha kembali memiliki anak setelah mapan karirnya dengan usia yang lebih tua mungkin tidak ada masalah, namun bagi sebagian wanita penundaan ini dapat menyulitkan memiliki anak dengan semakin bertambahnya usia.
Sulitnya memperoleh anak melalui cara alamiah di usia yang semakin tua inilah yang memicu kaum wanita untuk menggunakan teknik bayi tabung untuk memperoleh anak. Dalam hal ini, bukannya teknik bayi tabungnya yang bermasalah namun justru usia si wanita yang semakin menua itulah yang jadi penentu keberhasilan memperoleh anak melalui bayi tabung.
Para pakar reproduksi dunia memperingatkan bahwa dengan semakin tuanya wanita, kesuburan wanita akan menurun secara drastis. Penurunan kesuburan wanita di usia senja yang sangat dratis ini dapat dilihat dari data empiris hasil penelitian para pakar reproduksi dunia (perhatikan grafik di bawah ini).
Â
Peluang wanita yang berusia 39 tahun memperoleh anak dengan menggunakan teknik bayi tabung 20 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita yang telah mencapai usia 44 tahun atau lebih. Oleh sebab, itu dianjurkan agar wanita yang telah berusia 44 tahun untuk berpikir ulang jika ingin memiliki anak melalui teknik bayi tabung ini karena peluang keberhasilannya hanya 1%.
Dari data empiris ini kaum wanita diingatkan bahwa penundaan memperoleh anak apalagi sampai usia yang rawan akan berakibat fatal yaitu kesulitan memperoleh anak. Wanita harus benar benar menyadari bahwa dengan semakin bertambahnya usia walaupun wanita tersebut sehat, kesuburannya akan semakin menurun secara drastis. Jika kesuburan ini telah menurun secara tajam maka teknik bayi tabung tidak akan banyak membantu wanita untuk memiliki anak.