Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Gelap Krisis Pengungsi Rohingya

29 Mei 2015   08:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suu Kyi menjadi perhatian dunia karena sikap diamnya terhadap krisis pengungsi Rohingya. Photo: http://cdn.asiancorrespondent.com/

[caption id="" align="aligncenter" width="549" caption="Biksu Wirathu. Sumber: http://www.irrawaddy.org/"][/caption]

Terkait krisis pengungsi Rohingya ada dua tokoh yang menjadiperhatian dunia, yaitu Aung San Suu Kyi dan Biksu Wirathu.Suu Kyi menjadi perhatian dunia karena sikap diamnya terhadap krisis kemanusiaan ini.Banyak kalanganmenyatakan bahwa sebagai tokoh pembela hak azasi manusia dan sekaligus pemenang hadiah nobel, seharusnya Suu Kyi paling tidak berbuat sesuatu untuk menanggulangi krisis kemanusiaan yang sedang menimpa negaranya.

Biksu Wirathu menjadi perhatian dunia karena sikap garis keras anti islamnya yang dinyatakan secara terbuka, sehingga banyak kalangan  yang menilai bahwa sikap kerasnya lah yang menjadi pemicu krisis kemanusiaan ini.

Biksu Wirathu pada tahun 2003 dijatuhi hukuman penjara selama 25 tahun atas perannya membagikan selebaran anti Islam yang menyebabkan kerusuhan yang memakan korban jiwa.Namun pada tahun 2011 dia mendapatkan pengampunan dan dibebaskan atas bantuan Suu Kyi dan National League for Democracy (NLD).

[caption id="" align="aligncenter" width="562" caption="Biksu Wirathu yang sedang menjadi perhatian dunia. Photo: http://ichef.bbci.co.uk/"]

Biksu Wirathu yang sedang menjadi perhatian dunia. Photo: http://ichef.bbci.co.uk/
Biksu Wirathu yang sedang menjadi perhatian dunia. Photo: http://ichef.bbci.co.uk/
[/caption]

Biksu Wirathu tercatat sebagai pimpinan Pergerakan Myanmar Nasional 969 yang mempertahankan negaranya dari ancaman dominasi muslim.Kampanye 969 ini disebarkan melalui DVD dan berbagai media sosial lainnya.Biksu Wirathu banyak mendapatkan dukungan dan sekaligus memicu kerusuhan yang memakan ratusan korban dankorban yang terbanyak dari kalangan muslim Rohingya.

Dari hasil wawancara langsung oleh The Australian dengan Biksu Wirathu di kuil Masoeyen di Mandalay Myanmar dia secara terbuka menyatakan bahwa muslim merupakan ancaman besar bagi negaranya karena sikapnya yang menolak melakukan kesepakatan dengan non muslim.Dia juga menyatakan bahwa Muslim memaksa wanita yang beragama Budha yang dinikahi oleh suami muslimnya untuk meninggalkan ajaran Budha dan melakukan Jihad.

Pendeta Wirathu menceritakan bahwa ada seorang gadis yang beragama Budha yang menikah dengan pria muslim yang tengah mengandung 8 bulan dipukuli suaminya ketika perempuan ini ketahuan suaminya mempersembahkan bunga kepada Budha dan perempuan ini akhirnya dibunuh suaminya.

[caption id="" align="aligncenter" width="585" caption="Suu Kyi menjadi perhatian dunia karena sikap diamnya terhadap krisis pengungsi Rohingya. Photo: http://cdn.asiancorrespondent.com/"]

Suu Kyi menjadi perhatian dunia karena sikap diamnya terhadap krisis pengungsi Rohingya. Photo: http://cdn.asiancorrespondent.com/
Suu Kyi menjadi perhatian dunia karena sikap diamnya terhadap krisis pengungsi Rohingya. Photo: http://cdn.asiancorrespondent.com/
[/caption]

Sentimen anti muslim yang meluas ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi partai Suu Kyi, NLD menghadapi pemilu pada bulan November mendatang.Tampaknya sentimen anti Islam yang didengungkan oleh 969 terus mendapat dukungan dari biksu berpengaruh di Myanmar.Selama ini memang Suu Kyi tidak pernah memberikan komentarnya terhadap krisis yang menyebabkan terjadinya gelombang pengungsi Rohingya.

Kemaren ratusan Buddhist Nationalist yang di dalamnya ada 969 melakukan demo di Yangon untuk memprotes tekanan internasional terhdap Myanmar terkait isu pengungsi Rohingya ini.

Biksu Wirathu menyatakan negara non muslim seperti Thailand, Myanmar dan Australia tidak memiliki kewajiban untuk menerima pengunsi Rohingya.Menurut pendeta Wirathu pengungsi Rohingya harusnya ditampung oleh negara Islam seperti Indonesia, Brunei dan Malaysia.

Tampaknya jika akar permasalahan yang memicu terjadinya gelombang pengungsi Rohingya ini tidak diselesaikan, maka tragedi kemanusiaan ini akan berkepanjangan dan tidak mudah untuk diselesaikan.

Sumber : The Australian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun