Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bali Nine : Akhirnya Australia jenuh juga

19 Maret 2015   06:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PM Tonny Abbott (kiri) bersama Luke Simpkins (kanan)

[caption id="" align="aligncenter" width="585" caption="PM Tonny Abbott (kiri) bersama Luke Simpkins (kanan)"][/caption]

Dalam 10 hari terakhir ini jumlah pemberitaan tentang rencana hukuman mati Bali Duo menurun dengan drastis.Beberapa pemberitaan secara sporadis dalam porsi kecil masih ada. Umumnya pemberitaan yang masih ada hanya menyangkut masalah aspek sosial dari kedua terpidana mati ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="638" caption="Kampanye media sosial di Australia menampilkan photo masa kecil kedua terpidana mati dengan harapan mengubah opini masyrakat Indonesia tentang hukuman mati. Photo :https://s.yimg.com/"]

Kampanye media sosial di Australia menampilkan phoro masa kecil kedua terpidana mati dengan harapan mengubah opini masyrakat Indonesia tentang hukuman mati. Photo :https://s.yimg.com/
Kampanye media sosial di Australia menampilkan phoro masa kecil kedua terpidana mati dengan harapan mengubah opini masyrakat Indonesia tentang hukuman mati. Photo :https://s.yimg.com/
[/caption]

Sampai saat ini baik Perdana Menteri Australia maupun Menteri Luar Negeri masih menunggu respon pemerintah Indonesia tentang permintaan membuka kembali saluran komunikasi langsung yang terputus untuk mendiskusikan masalah hukuman mati ini.

Pemberitaan ABC sangat menarik untuk disimak tentang unggapan rasa jenuhnya dan juga kritikan konstituen terhadap sikap dan kebijakan pemerintah saat ini dalam menagani kasus hukuman mati Bali Duo.

Salah satu anggota parlemen dari partai Liberal yang berkuasa saat ini Luke Simpkins menyampaikan bahwa para konstituennya sudah capek dengan masifnya pemberitaan tentang Bali Duo ini.

Dari berbagai sumber yang dikumpulkan oleh ABC, Luke Simpkins sebagai anggota parlemen dari West Australia menyatakan bahwa berdasarkan masukan yang dia dapat dari konstituennya menunjukkan bahwa konstituennya tidak senang dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bersedia membayar biaya hidup kedua terhukum mati ini jika Jakarta mengubah hukuman mati ini.

Bahkan berdasarkan pemberitaan tersebut Simpkins mengusulkan bahwa pemerintah sudah melakukan segala hal dalam mengupayakan agar Bali Duo terhindar dari hukuman mati dan pemerintah mestinya mengalihkan fokusnya dari kasus Bali Duo yang sudah jenuh ini ke masalah lain yang lebih penting.

[caption id="" align="aligncenter" width="564" caption="Anggota parlemen Russell Broadbent. Photo : http://www.abc.net.au/"]

Anggota parlemen Russell Broadbents. Photo : http://www.abc.net.au/
Anggota parlemen Russell Broadbents. Photo : http://www.abc.net.au/
[/caption]

Padangan ini juga didukung oleh anggota parlemen lainnya seperti Russell Broadbent.Dia mengatakan bahwa memang sangat tragis kedua anak muda ini terlibat kasus tersebut, namun demikian segala upaya telah dilakukan.

Mereka menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Australia untuk menyelamatkan nyawa kedua terpidana mati ini sangat baik, mereka juga tidak mendukung hukuman mati, namun demikian “orang tidak ingin mendengar pemberitaan ini lagi, mereka sudah jenuh”

[caption id="" align="aligncenter" width="585" caption="Bob Ketter, anggota parlemen mewakili para peternak di wilayah Utara Australia. Photo: https://hoydenabouttown.files.wordpress.com"]

Bob Ketter, anggota parlemen mewakili para peternak di wilayah Utara Australia. Photo: https://hoydenabouttown.files.wordpress.com
Bob Ketter, anggota parlemen mewakili para peternak di wilayah Utara Australia. Photo: https://hoydenabouttown.files.wordpress.com
[/caption]

Dalam acara TV yang sangat pupular yaitu Question and Answer (Q&A), Bob Katter salah satu anggota parlemen yang gencar dalam memperjuangkan nasib peternak di Kennedy wilayah Utara Australia juga mempertanyakan fokum pemerintah yang terlalu banyak memperhatikan kasus hukuman mati ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Peternak di wilayah utara sangat tergantung pada pasar ekpor sapiny ake Indonesia. Photo:http://www.bobkatter.com.au/"]

Peternak di wilayah utara sangat tergantung pada pasar ekpor sapiny ake Indonesia. Photo:http://www.bobkatter.com.au/
Peternak di wilayah utara sangat tergantung pada pasar ekpor sapiny ake Indonesia. Photo:http://www.bobkatter.com.au/
[/caption]

Ketter menyinggung kembali kasus penghentian ekspor sapi ke Indonesia beberapa waktu lalu yang menghancurkan kehidupan peternak di wilayahnya.Dia mengatakan “peternak di wilayah utara Australia sudah tidak sabar lagi menunggu Perdana Menteri Australia yang baru”

Perlu diketahui bahwa pada umumnya para peternak di wilyah Australia mengkespor sapi nya ke Indonesia sebagai pasar utamanya.  Pengentian arus ekspor ke Indonesia tentunya akan mengganggu kelangsungan usaha peternakan di wilayah Utara Australia Ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun