Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Media Australia Abaikan Etika

8 Maret 2015   08:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_401476" align="aligncenter" width="600" caption="Myuran Sukumaran dan Andrew Chan /Kompas.com"][/caption]

Penggiringan opini publik untuk menggalang simpati 2 terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang akan dihukum mati terus dilakukan oleh media Australia.

Photo : http://asiapacific.anu.edu.au/
Photo : http://asiapacific.anu.edu.au/

Photo : http://asiapacific.anu.edu.au/

Hari ini ABC TV dalam berita paginya mendiskusikan kembali berita-berita tentang Bali Duo ini di berbagai media surat kabar.Ada salah satu surat kabar terkemuka Australia yang ditayangkan front pagenya yang menampilkan photo Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ketika masih menjadi siswa sekolah dasar. Berita ini selanjutnya dibahas dan dieloborasi oleh stasiun TV nasional Australia ABC..

Photo ini yang kemungkinan besar diambil pada saat mereka berdua masih duduk di bangku sekolah dasar ini disandingkan dengan tjuan menggiring opini bahwa menghukum mati kedua bocah ini merupakan tindakan yang tidak dibenarkan ditinjau dari segi kemanusiaan.

Setelah diterlusuri ternyata berita harian ini bersumber dari http://www.mamamia.com.au/news/bali-9-pictures-as-kids/ yang berjudul “jika anda masih berpihak pada hukuman mati Bali Duo anda harus melihat photo ini”.Dalam artikel tersebut dicantumkan gambar keduanya ketika menjadi siswa sekolah yang lucu dan polos. (catatan Photo Lihat di sini)

Tampak sekali bagaimana media Australia dengan berbagai cara termasuk yang melanggar etika memberitakan Bali Duo ini secara masif berlebihan  yang porsinya bahkan mengalahkan berita ketika tertangkapnya pelaku Bom Bali yang banyak memakan korban warga Australia.

Media Australia pastilah sudah mengetahui mempublikasikan photo pribadi tanpa seijin yang bersangkutan (kalau sudah dewasa) dan orang tua (kalau masih anak-anak) adalah perbuatan melanggar hukum.Oleh sebab jika kita misalnya memphoto anak sekolah dan mempublikasikannya tanpa ijin maka perbuatan kita dianggap melanggarundang-undang kerahasiaan pribadi. Jangankan mempublikasikan, memphoto saja harus meminta ijin yang bersangkutan.

Taruhlah photo tersebut berasal dari pihak keluarga, pertanyaan yang muncul sekarang apakah menampilkan photo anak kecil harus dilakukan untuk menggalang opini  dan rasa iba publik Australia?.

“Ketegaan” media massa Australia menampilkan photo Bali Duo ketika masih anak-anak demi untuk menggalang opini massa bahwa bocah yang polos dan tidak berdosa ini tidak layak dihukum mati, tentunya akan menggiring opini bahwa kalaupun jadi dihukum mati maka dengan menampilkan photo Bali Dua ketika masih kecil ini adalah perbuatan barbarik.

Akhir-akhir ini tampaknya pemberitaan tentang Bali Duo ini oleh berbagai media massa di Australia sudah melewati akal sehat dan norma yang umum berlaku yaitu memberitakan berita yang seimbang dan jujur.

Berbagai celah terus dicari dan diberitakan yang pada intinya mencari-cari kesalahan dan menggalang opini publik tentang ketidak setujuan akan hukuman mati.

Pemberitaan dengan porsi yang melebihi batas suatu saat akan menjadi bumerang.Berbagai komentar pembaca sudah menunjukan bahwamereka mengganggap porsi pemberitaan tentang Bali Duo ini sudah berlebihan dan tidak lagi memberitakan berita yang jujur.Mereka juga menganggap bahwa kebanyakan berita hanya mengangkat dari prespektif Australia saja.

Tampaknya norma dunia jurnalistik itu dimana mana hampir sama, namun demikian ketika apa yang mereka tampilkan sudah bias dan berpihak, maka mereka akan kehilangan magnanya dan sedikit demi sedikit mereka akan ditinggalkan pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun