Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Uniknya Sapi Mini

2 Januari 2015   17:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:58 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_387891" align="aligncenter" width="571" caption="Sapi Mini (SWNS.com)"][/caption]

Mungkin di Indonesia masih sangat jarang para hobbies mengoleksi sapi minisebagai binatang peliharannya, tapi di negara-negara lain sapi mini merupakan tren bagi hobbies untuk memeliharanya.

Sapi mini ini memang sangat unik karena di samping ukuran tubuhnyayang mini (biasanya lebih kecil dari setengah ukuran sapi normal), sapi mini ini juga sulit didapatkan.

Dalam ilmu genetika penyebab terjadinya sapi mini ini sudah ditemukan yang disebut dengan gen Dexter (simbul alelnya kr).Gen ini tergolong ke dalam gen yang masuk ke dalam sifat detrimental.Artinyasapi-sapi yang memiliki gen ini akan menyebabkan penurunan kualitas hidupnya seperti ukuran tubuhnya yang kecil sehingga mengalami keterbatasan bergerak.Selain beberapa keterbatasan tersebut, sapi mini ini boleh dikatakan sapi normal.

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Sapi mini sebagai ternak hobby. Photo: http://www.wemoss.org/"]

Sapi mini sebagai ternak hobby. Photo: http://www.wemoss.org/
Sapi mini sebagai ternak hobby. Photo: http://www.wemoss.org/
[/caption]

Seekor sapi mini di dalam tubuhnya memiliki satu gen ukuran tubuh normal yang dominan (Kr) dan satu gen Dexter yang bersifat resesif (kr).Sapi normal memiliki sepasang gen ukuran normal, yaitu KrKr.Sapi mini memiliki satu gen normal dan satu gen Dexter (Krkr).Sapi yang memiliki gen Dexter yang berpasangan (krkr) akan mati pada saat dilahirkan karenabiasanya mengalami cacat.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Perbandingan ukuran tubuh sapi normal dan sapi mini. Photo: http://bryanhillfarm.com/"]

Perbandingan ukuran tubuh sapi normal dan sapi mini. Photo: http://bryanhillfarm.com/
Perbandingan ukuran tubuh sapi normal dan sapi mini. Photo: http://bryanhillfarm.com/
[/caption]

Jadi untuk menghasilkan sapi mini, para pemulia ternak biasanya mengawinkan sapi mini dengan sapi mini.Dari hasil perkawinan ini peluang anaknya adalah sapi normal adalah 25%, peluang menghasilkan sapi mini (50%) dan peluang anaknya mati adalah 25%.Nah karena sulitnya menghasilkan sapi mini inilah maka harganya pun lebih mahal dibandingkan dengan sapi normal.

Harga sapi mini saat ini di pasaran dunia berkisar antara US$ 500- US$12.000 per ekor dan yang paling mahal adalah jenis Panda dengan harga sekitar US$30.000,- per ekornya karena penampilannya memang mirip panda.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Sami mini jenis Panda yang harganya mencapai US30.000. Photo: http://www.allanitaacresminiatures.com/"]

Sami mini jenis Panda yang harnya mencapai US30.000. Photo: http://www.allanitaacresminiatures.com/
Sami mini jenis Panda yang harnya mencapai US30.000. Photo: http://www.allanitaacresminiatures.com/
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="592" caption="Sebagai teman di rumah. Photo: http://a.abcnews.com/"]

Sebagai teman di rumah. Photo: http://a.abcnews.com/
Sebagai teman di rumah. Photo: http://a.abcnews.com/
[/caption]

Oleh karena keunikannya, sapi mini lebih cenderung diperlakukan sebagai binatang peliharaan dibandingkan dengan fungsinya sebagai ternak.

Indonesia juga memiliki sapi mini yang dikenal dengan sapi Pesisir Sumatera Barat.  Walaupun ukuran tubuhnya sedikit lebih besar, sapi pesisir merupakan sapi mini nomor dua terkecil di dunia. Kelebihan sapi pesisir ini adalah tidak memiliki gen lethal seperti sapi mini di atas, hanya saja ukurannya lebih kecil dari sapi pada umumnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="520" caption="Sapi Pesisir Sumatera Barat. Photo: http://duniasapi.com/"][/caption] Jika  ingin memiliki sapi mini ini terutama jenis Panda, siap-siaplah merogoh kocek anda dalam-dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun