Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Sederhana Jokowi Menepis Keraguan

14 Januari 2015   20:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:09 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="Photo: http://www.dw.de"][/caption]

Ketika muncul nama jokowi sebagai calon presiden salah satu kritik yang paling mengemuka adalah keraguan banyak pihak akan pengalaman dan kemampuan Jokowi dalam mengelola negara pada saat nantinya menjadi presiden.

Di hampir semua lini elite kelompok masyarakat mengemukakan keraguan tersebut dan cenderung meremehkan kemampuan Jokowi karena dinilai minimnya pengalaman beliau untuk mengelola negara dan bahkan sebagian diantaranya cenderung merendahkan beliau dengan mengatakan sebagai capres boneka. Bahkan ketika dipastikan JK sebagai calon wapres muncul  kekhawatiran Jokowi akan didominasi oleh JK yang lebih dominan, seperti yang pernah terjadi di era pemerintahan SBY. Pengalaman memang merupakan salah satu faktor dalam menentukan kesuksesan seorang pemimpin, akan tetapi kita sering melupakan bahwa insting dan bakat alamiah untuk memimpin itu  terkadang ada pada orang yang selama ini tidak pernah muncul ke permukaan. Faktor bakat alamiah dan insting Jokowi inilah yang sering dilupakan orang. Secara perlahan tapi pasti semua keraguan ini mulai terjawab dan para pengkritik sudah mulai kehilangan amunisinya meremehkan beliau. Hal yang paling membingungkan para pengkritik adalah solusi Jokowi yang kelihatan primitif dan sederhana lah yang justru menyelesaikan berbagai permasalahan yang selama ini dianggap sulit untuk diselesaikan.  Bahkan mungkin para profesor oposan pun bingung dengan cara Jokowi menyelesaikan masalah. Dalam waktu singkat beliau dapat bekerjasama dengan baik dengan JK sebagai wapres dengan tetap meletakkan posisinya sebagai pemimpin.  Matahari kembar yang selama ini dikhawatirkan tidak terjadi dan dapat ditangani oleh Jokowi dengan sangat baik.  Hal ini tentunya tidak terjadi di zaman SBY karena adanya dominasi dan kecepatan JK dalam menyelesaikan masalah, sehingga dalam situasi yang pending issue nya  banyak akibat terlalu banyaknya pertimbangan untuk memuaskan semua pihak dualisme kepemimpinan itu terjadi. Hal yang paling banyak dikhawatirkan banyakorang adalah hubungan luar negeri.  Dalam babak awal pemerintahan Jokowi beliau sudah masuk ke dalam 3 forum internasional terpenting termasuk forum G20 yang dengan caranya yang sangat sederhana langkah-langkah beliaumendapat apresiasi yang luar biasa dari negara-negara lain. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pimpinan negara negara lain yang ingin bertemu dan bekerjasama dengan Jokowi. Dengan bahasa inggris Jawanya yang khas,  Jokowi telah menepis keraguan akan kemampuan diplomasi internasional beliau, bahkan media asing telah menempatkan beliau sebagi pioner gaya kepemimpinan baru dunia yang sangat merakyat dan humble bersama dengan Perdana Menteri India Modi. Ketegasan jokowi dalam menyelesaikan pending issue yang ditinggalkan oleh pemerintah sebelumnya secara tegas diputuskan beliau dalam waktu yang singkat.  Lihat saja bagaimana kenaikan BBM dilakukan di awal periode pemerintahan untuk kepentingan yang lebih besar tanpa banyak mempertimbangkan masalah popularitas.  Harga BBM murah sebagai bagian dari era pencitraan sudah mulai sirna. Periuk nasi tambahan PNS melalui perjalanan dinas dan rapat-rapat dipangkas sebesar 43 % untuk efisiensi.   Walaupun pengusaha hotel berteriak lantang karena sepinya hotel mereka akibat kebijakan ini, kanker dalam bentuk biaya  rapat dan perjalanan dinas yang menggerogoti anggaran pemerintah ini memang harus segera ditangani. Hal ini tentunya merupakan wilayah abu-abu dan sedikit tabu untuk disentuh oleh pengambil keputusan sebelumnya.  Keputusan ini diamini oleh JK dengan menyatakan penurunan pendapatan hotel akan pulih kembali jika para pengusaha Hotel dapat menunjukkan kualitas yang baik dan penghematan yang dilakukan oleh pemerintah akan memberikan efek peningkatan gairah di bidang pariwisata.  Dengan kata lain para pengusaha hotel harus kembali kepada persaingan kualitas layanan, bukan terus disuapi oleh pemerintah.

Demikian juga tentang keputusan pelaksanaan hukuman mati bagi bandar narkoba.  Ketegasan menolak grasi hukuman mati ini telah menyontak dunia termasuk Australia dimana ada warganya yang akan dihukum mati.  Ketegasan ini didasarkan bahwa masalah narkoba di Indonesia sudah masuk dalam zona merah yang membahayakan negara.

Bagaimana tidak dengan jumlah orang yang terkena masalah narkoba mencapai lebih dari 4 juta orang akan sangat membahayakan. Jumlah tersebut setara dengan jumlah penduduk seluruh negara New Zealand.  Mata dunia baru terbuka bahwa keputusan dan ketegasan terhadap hukuman mati tersebut sangat beralasan bagi Indonesia untuk menyelamatkan generasi Indonesia sekaligus memberi efek jera, walaupun hukuman mati tersebut mendapat protes dari negara negara anti hukuman mati.

Dualisme negara-negara yang anti hukuman mati mulai tersentak oleh ketegasan Jokowi menolak grasi bagi para terhukum mati.Logikanya sederhana saja, kenapa negara-negara tersebut sekarang menjadi rebut dengan hukuman mati terhadap narkoba? Sementara sebelumnya negara yang sama tidak pernah melakukan protes terhadap hukuman mati yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia atas Amrozi dkk?  Mungkin mereka masih berharap nasib baik seperti ratu narkoba Corby dapat berulang.  Ternyata keputusan Jokowi yang oleh sebagian orang dianggap klemar klemer itu lebih tegas dari seorang Jenderal sekalipun. Perang tanding dengan DPR sebagai dampak dari pilpres yang lalu dijawab secara halus oleh Jokowi dengan tidak mengijinkan para menterinya untuk melakukan  konsultasi dengan DPR. Respon lantang DPR akan keputusan ini tampaknya hilang dengan sendirinya dan mulai menyadari bahwa masalah internal DPR tersebut harus diselesaikan terlebih dulu sebelum sibuk mengurusi mitranya. Ketegasan Jokowi dalam menenggelamkan kapal mungkin  dilakukan atas dasar pemikiran yang sangat sederhana.  Sejak tahun 2003 sampai saat ini Australia telah menenggelamkan ribuan kapal Indonesia yang masuk perairan Australia.  Kalau sekarang Indonesia mulai mengambil langkah menenggelamkan kapal kenapa harus ribut?  Justru karena tidak ada ketegasan menenggelamkan kapal pencuri ikan pada era sebelumnya memicu makin banyaknya kapal pencuri ikan di Indonesia.  Kalau Indonesia menenggelamkan puluhan kapal pencuri ikan mengapa negera tetangga mesti ribut?  Kalau tidak mau ditanggap dan ditenggelamkan maka jangan curi ikan kami. Dengan diplomasi pasarnya Jokowi bahkan memulai menyatukan hatinya dan perasaannya dengan masyarakat Papua.  Selama ini presiden sebelumnya tampak enggan menyelesaikan masalah papua ini karena tingkat kerumitannya yang tinggi.  Melalui caranya yang sangat sederhana Jokowi telah mendapat hati masyarakat Papua dan berjanji akan memprioritaskan masalah Papua sebagai program utamanya. Rasa empati yang tulus dari jokowi  untuk membantu saudara sebangsa setanah air yang sedang menghadapi cobaan dan langkah nyata dalam mengurangi beban dan kesedihan mereka paling tidak telah menunjukkan solidaritas dan kesetaraan beliau dengan masyarakat walaupun beliau statusnya sebagai presiden. Gaya kepemimpinan jokowi yang sangat  sederhana dan alamiah ternyata mengandung ketegasan yang diperlukan oleh bangsa ini.  ketegasan Jokowi tampaknya terbungkus rapi dalam kepribadian beliau yang sederhana itu. Jokowi hanya menebar senyumnya yang khas dalam menghadapi semua krtitik yang telah ditujukan kepadanya dan menjawabnya dengan langkah langkah praktis dan sederhanya yang terkadang tidak terpikirkan oleh para pengkritiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun