[caption id="attachment_392280" align="aligncenter" width="560" caption="PM Tony Abbott. Photo: http://www.echo.net.au/"][/caption]
Hari ini berbagai media di Australia ramai memberitakan harapan Perdana Menteri Australia Tony Abbott agar Presiden Jokowi memberikan pengampunan terhadap dua anggota penyelundup narkoba kelompok Bali Nine yang akan segera menghadapi regu tembak untuk melaksanakan hukuman mati.
Diberitakan PM Abbott terus memberikan tekanan kepada Presiden Jokowi agar membatalkan hukuman mati terhadap 2 warga negaranya yang bernama Andrew Chan dan Myuran Sukumaran setelah minggu lalu Indonesia melakukan eksekusi mati terhadap 6 gembong narkoba yang memicu pemerintah Brazil dan Belanda memanggil pulang duta besarnya untuk melakukan konsultasi.
PM Abbott membantah spekulasi akan adanya sanksi terhadap Indonesia apabila hukuman mati tersebut tetap dilaksanakan. Ketika ditanya para wartawan, dia menyatakan, “Saat ini tugas saya adalah untuk menghentikan hukuman mati yang akan dilaksanakan dan saya tidak akan berspekulasi apa yang akan terjadi jika hukuman mati tersebut tetap dilaksanakan.”
“Saya berharap adanya penyesalan yang sangat mendalam dan proses rehabilitasi walaupun saat ini mungkin terlambat untuk mendapatkan pengampunan sebagai bagian dari semua sistem hukum yang berlaku di dunia termasuk Indonesia.”
“Saat ini sebagai negara yang bertetangga Indonesia adalah sahabat Australia, Indonesia adalah negara yang berdaulat yang memiliki sistem hukumnya sendiri.”
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, surat permohonan yang disampaikan oleh PM Abbott beberapa hari lalu akan segera dibalas oleh Presiden Jokowi sekembalinya dari lawatannya ke Kalimantan Barat. Dalam lawatannya tersebut, Presiden Jokowi sedikit pun tidak berkomentar tentang permintaan PM Australia ini.
Dua warga Australia yang akan segera dihukum mati ini, yaitu Andrew Chan yang berusia 31 tahun dan Myuran Sukumaran yang berusia 33 tahun terbukti bersalah menyelundupkan sebanyak 8,2 kg heroin dari Denpasar ke Sydney bersama dengan 7 warga Australia lainnya yang dikenal sebagai kelompok Bali Nine.
Menarik sekali mengikuti perang urat syaraf dan saling tekan antara dua negara bertetangga dekat ini. Bagi PM Abbott yang pada saat ini banyak mengalami permasalahan domestik seperti pencari suaka, masalah pengetatan anggaran, masalah terorisme, masalah kekalahan partainya di negara bagian Victoria dan kemungkinan juga kekalahan di Negara Bagian Queensland pada pemilu bulan depan dan masalah lainnya yang membuat popularitasnya dalam negerinya menurun tajam, upaya ini mungkin merupakan salah satu cara untuk menarik simpati publik Australia sekaligus sebagai bagian dari tugas melindungi warga negaranya.
Saat ini ketegasan Presiden Jokowi sedang diuji oleh dunia internasional. Jika Presiden Jokowi berhasil keluar dari tekanan ini dengan tetap menjunjung tinggi kedaulatan Indonesia maka akan menempatkan Presiden Jokowi sebagai salah satu pimpinan negara besar yang disegani dunia internasional.
Sumber bacaan utama : the Australian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H