Permainan kartu (card game) adalah salah satu permainan yang familiar di telinga masyarakat umum. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa pasti pernah memainkan atau mengetahui permainan kartu dengan jenisnya yang beragam. Permainan kartu ini pun diimprovisasi oleh mahasiswa program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) menjadi sebuah media edukasi tentang ilmu tajwid.
      Mahasiswa bernama Muhamad Ikhwan Amrulloh membuat sebuah card game tentang ilmu tajwid yang diberi nama 'Tanda Elok'. Card game ini ditujukan untuk anak-anak berusia 7 -- 12 tahun sebagai media edukasi interaktif belajar tajwid. Penamaan 'Tanda Elok' memberikan gambaran seorang muslim yang membaca Al-Qur'an dengan benar dan sesuai kaidah.
      Ikhwan, begitu ia biasa dipanggil, menjelaskan bahwa ilmu tajwid adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh setiap umat muslim sebagai pedoman membaca Al-Qur'an sedini mungkin. "Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melafalkan dan pengucapan Al-Qur'an dengan baik dan benar," ujarnya.
      Ilmu Tajwid sendiri terbagi atas beberapa materi, salah satunya adalah hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Di dalam hukum bacaan ini, terbagi lagi menjadi beberapa kategori, seperti idzhar, idgham bighunnah, idgham bilagunnah, iqlab, dan ikhfa haqiqi. "Pembelajaran tajwid seringkali masih menggunakan media konvensional, seperti papan tulis, buku, dan kuis. Anak-anak kan kalau monoton hanya diberi materi, mudah bosan," ucap Ikhwan.
      Agar anak-anak tidak mudah bosan saat belajar, maka Ikhwan menggunakan card game sebagai media edukasi tajwid. Card game dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan efektif karena terdapat interaktifitas saat bermain didukung dengan visual. "Card game jika digunakan dalam pembelajaran lebih menyenangkan untuk anak-anak dan efektif dalam merangsang indra mereka," katanya.
      Konsep permainan card game ini mengambil referensi permainan 'Kata Emak'. Pemain harus membuka kartu yang tersusun sambil mengucapkan urutan daftar kartu tajwid yang tepat, lalu menepuk kartunya. "Pemain yang paling responsif dan menepuk kartu saat kartu tajwid dan kartu hijaiyah sesuai, diperbolehkan untuk mengambil kartu tersebut (yang sudah ditepuk). Pemain dengan kartu hijaiyah terbanyak akan dinobatkan sebagai pemenangnya," jelas Ikhwan.
Tidak hanya sekedar card game, namun Ikhwan juga memberikan fitur teknologi augmented reality (AR) untuk menambah interaktivitas anak-anak. AR ini terdapat pada cover box packaging yang berisi tips bermain secara detail. Untuk mempermudah pemahaman cara bermain, juga ditambahkan dubbing audio dan backsound untuk menegaskan yang divisualkan di AR tersebut.
Ikhwan menggunakan teknik ilustrasi digital painting dengan style chibi untuk membuat karakter-karakter yang menarik anak kecil untuk bermain. Terdapat 70 kartu hijaiyah, lima kartu daftar tajwid, 10 kartu spesial, satu lembar petunjuk permainan, dan satu lembar informasi di dalam cover box packaging. Selain itu, juga ada media pendukung card game, seperti gantungan kunci, sticker, dan x-banner. (tta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H