Mohon tunggu...
Dhea Natasha
Dhea Natasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - S-1 Matematika Universitas Airlangga

Mahasiswi S1 Matematika Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mengelola Regulasi Emosi dan Resiliensi Emosi pada Remaja dalam Berinternet

27 April 2023   20:51 Diperbarui: 27 April 2023   20:59 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Regulasi dan resiliensi emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi, tingkah laku dan atensi dalam menghadapi berbagai masalah, serta kemampuan untuk beradaptasi, menjalin relasi dan mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan orang lain. Pada remaja banyak ditemukan kesulitan dalam regulasi emosi khususnya dalam berinternet. 

Selaras dengan semakin canggihnya media elektronik dan antek-anteknya, banyak remaja yang semakin bebas menjelajahi internet tanpa adanya batasan. Hal tersebut menjadi hal yang cukup meresahkan di masyarakat karena marak bermedia sosial tanpa adanya batasan sehingga menciptakan remaja yang tidak sopan dan kasar, contohnya dalam menyalahgunakan media sosial sebagai alat bullying.

Kini banyak kita jumpai pengguna media sosial yang menggunakan media sosial dengan tidak semestinya. Menurut Digital Civility Index (2020), netizen Indonesia adalah warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Microsoft sepanjang 2020 disebutkan netizen Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 dalam survei tingkat kesopanan bermedia sosial. 

Sedangkan berdasarkan survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam laporan terbaru mereka bertajuk “Profilk Internet Indonesia 2022”, pengguna sosial media terbanyak adalah remaja usia 13-18 tahun, sebanyak 99,16% dan kelompok usia 19-34 tahun, sebanyak 98,64%. Hal ini menunjukan bahwa pengguna media sosial terbanyak adalah pada remaja.

Lalu, apa penyebab para remaja tidak mampu mengelola regulasi emosi dan resiliensi emosi?

Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi regulasi dan resiliensi emosi pada remaja, salah satunya yaitu faktor lingkungan. Lingkungan bisa saja dari sekolah, rumah, bahkan keluarga. Lingkungan yang kurang sehat seperti dapat memengaruhi kesehatan emosional pada anak, sehingga banyak anak yang kurang mampu dalam mengelola regulasi emosi dan resiliensi emosi pada dirinya sendiri, sehingga akan berdampak pula pada penggunaan media sosial aktif.

Lalu, bagaimana cara mengelola regulasi emosi dan resiliensi emosi tersebut?

Mengelola regulasi emosi dan resiliensi emosi dalam berinternet dapat menjadi tantangan tersendiri, karena internet dapat memicu emosi yang berbeda-beda seperti rasa frustrasi, cemas, marah, atau bahkan kegembiraan yang berlebihan. Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola regulasi emosi dan resiliensi emosi dalam berinternet:

  • Batasi waktu online,  terlalu banyak waktu di depan layar dapat membuat diri merasa lelah atau tertekan. Batasi waktu online untuk menjaga keseimbangan dan menghindari emosi negatif.
    • Jangan terlalu sering memeriksa media sosial, memeriksa media sosial terlalu sering dapat membuat diri merasa cemas atau khawatir tentang apa yang terjadi di dunia. Cobalah untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial atau mencari cara lain untuk memperoleh informasi yang lebih positif dan bermanfaat.
    • Beri diri sendiri waktu istirahat, luangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan di luar internet, seperti membaca buku, berolahraga, atau bersantai dengan teman-teman. Ini dapat membantu menjaga keseimbangan emosional dan meningkatkan resiliensi emosi.
    • Ingatkan diri sendiri untuk berpikir positif, jangan biarkan komentar negatif atau perilaku yang tidak pantas di internet mengubah suasana hati. Ingatkan pada diri sendiri untuk berpikir positif dan fokus pada hal-hal yang baik.
    • Hindari konflik online, jangan terlibat dalam konflik onlinedan hindari memberi tanggapan negatif pada orang lain. Cobalah untuk menghindari situasi yang dapat memicu emosi negatif dan mencari cara yang lebih positif untuk menyelesaikan masalah.
    • Cari dukungan, jika merasa kesulitan mengelola emosi diri sendiri di internet, cari dukungan dari orang-orang yang dipercaya, seperti keluarga atau teman dekat.
    • Jaga diri sendiri tetap aman, jangan mengambil risiko yang tidak perlu atau membahayakan keselamatan diri sendiri saat online. Pastikan bahwa informasi pribadi aman dan tidak terlalu banyak terbuka di internet.

Itulah beberapa cara mengelola regulasi emosi dan resiliensi emosi dalam berinternet. Semoga bermanfaat. Mari jaga nama baik negara kita yaitu Negara Indonesia dengan cara menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun