Mohon tunggu...
Riwisna Putunanga
Riwisna Putunanga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Sains Psikologi Kesehatan, Universitas Padjadjaran

currently diving and growing into health/medical psychology. Salam Sehat!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Kamu Benar-benar Mengenal Dirimu?

27 Desember 2022   14:32 Diperbarui: 27 Desember 2022   15:07 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Self-concept bukan lah hal yang statis, artinya dapat berubah. Lingkungan individu memiliki peran dalam proses ini. Lingkungan yang memiliki banyak makna bagi individu secara aktif berkontribusi pada self-concept individu di masa depan melalui cara bagaimana individu menghubungkan lingkungan ini dengan dirinya sendiri, dan bagaimana individu lain berhubungan dengannya (Prince, 2013).

Self-concept juga dapat berubah dan bertumbuh berdasarkan individu lain yang berinteraksi dengan dirinya. Hal ini terutama berlaku untuk individu-individu dalam kehidupan kita yang berperan sebagai role model (atau significant person). Mereka dapat memengaruhi diri kolektif, diri dalam kelompok sosial dan diri relasional, diri dalam hubungan (Kark, 2013).

Maka apabila individu memiliki self-concept yang positif, ia dapat menjalani kehidupannya tanpa meragukan dirinya dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, ia dapat mengetahui keberhargaan dirinya dan ia dapat menghargai dirinya sendiri. Individu yang mengenal dirinya lebih dalam dapat memberikan kesempatan untuk dirinya terus bertumbuh menjadi individu yang positif dan produktif.

Ia dapat mencintai dirinya, dapat percaya pada dirinya, dapat menghargai dirinya. Mungkin bagi sebagian individu lain, mereka akan menjadi self-centered, namun Rogers (dalam Myers & Dewall, 2016) mengatakan bahwa individu dapat menerima dirinya, yang memulai dari dirinya, fokus pada dirinya adalah langkah pertama untuk mencintai orang lain.

References:

1. Argyle, Michael. (2017). Social Encounters: Contributions to Social Interaction. New York: Transaction Publishers.
2. Bailey, Joseph A. (2003). Self-Image, Self-Concept, and Self-Identity Revisited. June 2003; Journal of the National Medical Association. Vol. 95(5), Page. 383-6
3. Kark R, Shamir B. (2013). The Dual Effect of Transformational Leadership: Priming Relational and Collective Selves and Further Effects on Followers. In: Avolio BJ, Yammarino FJ, eds. Monographs in Leadership and Management. Vol 5. Emerald Group Publishing Limited; 2013:77-101. doi:10.1108/S1479-357120130000005010.
4. Koch, S. (Ed.). (1959). Psychology: A study of a science. Vol. 3. Formulations of the person and the social context. McGraw-Hill (https://psycnet.apa.org/record/1961-00082-000)
5. Myers, D. G., & Dewall, C. N. (2016). Psychology in Modules 11th Ed. New York: Worth Publishers.
6. Prince D. (2014). What about place? Considering the role of physical environment on youth imagining of future possible selves. J Youth Stud. 2014;17(6):697-716. doi:10.1080/13676261.2013.836591
7. Wehrle, Katja., & Fasbender, Ulrike (2019). Self-Concept. Encyclopedia of Personality and Individual Differences. https://doi.org/10.1007/978-3-319-28099-8_2001-1
8. Pict from Dribbble Pinterest

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun