Mohon tunggu...
Raden Pucuk Pinus
Raden Pucuk Pinus Mohon Tunggu... -

Hadir dimuka bumi 25 tahun yang lalu. Saat ini giat belajar tentang CSR serta menjalankan program CSR di sebuah perusahaan pertambangan di Indonesia. Berusaha mendorong Corporate untuk menerapkan konsep Triple Bottom Line pada bisnisnya untuk menjaga keseimbangan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Hobby menulis yang dituangkan dalam Kompasiana serta www.csrbusinessindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bapak, Mencari Keadilan !

20 Juli 2010   09:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:44 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat lalu saya membaca sebuah berita yang di tampilkan www.detiknews.com,  berjudulAnak Tewas Ditabrak Polisi, Warga Malang Jalan Kaki untuk Temui SBY. Tulisan dalam berita tersebut menyentuh hatiku. Begitu besarnya perjuangan orang tua untuk mendapatkan keadilan, nyawapun akan di pertaruhkan. Berikut adalah kutikan lengkapnya. [caption id="attachment_199526" align="alignleft" width="200" caption="Aksi jalan kaki Malang-Jakarta (www.detiknews.com)"][/caption] Demi keadilan bagi sang anak, apa pun akan dilakukan oleh seorang bapak. Demikian pula yang dilakukan oleh Indra Azwan. Pria berusia 51 tahun ini nekad jalan kaki dari Malang menuju Jakarta untuk menemui Presiden SBY. Indra ingin meminta keadilan atas kasus anaknya yang tewas ditabrak oknum Polri. Ditemui detikcom saat beristirahat di sebuah SPBU di Kota Pemalang, Jawa Tengah, Selasa (20/7/2010), wajah Indra memang terlihat lelah. Namun di balik itu, tersirat semangat dan kebulatan tekad untuk tetap melanjurkan perjalanannya ke Jakarta. "Apa pun yang terjadi saya tetap akan ke Jakarta untuk mencari keadilan atas kasus anak saya," ujar Indra mantap. Pria separuh baya ini kemudian bercerita tentang peristiwa kelam yang dialami buah hatinya. Menurut Indra, kisah duka itu terjadi sudah sangat lama, sekitar 17 tahun silam. Rifki, putra pertamanya yang berusia 7 tahun, tertabrak sepeda motor yang dikemudikan seorang anggota Polri ketika menyeberang jalan di depan rumahnya, Desa Watu Barat, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Rifki tewas seketika. Awalnya, proses hukum kasus tersebut memang sempat berjalan, namun hanya sesaat. Beberapa lama kemudian, kabar proses hukum kasus ini bagai hilang ditelan bumi. Indra tidak pernah memperoleh kabar apa pun tentang perkembangan proses hukum kasus ini. "Sampai akhirnya pada tahun 2008, anggota Polri itu disidang di PN Malang. Tapi anehnya, dia langsung divonis bebas oleh hakim," ungkap Indra dengan nada tinggi. Indra mengaku kesal dengan keputusan PN Malang tersebut. Dirinya merasa diperlakukan tidak adil oleh majelis hakim yang memimpin jalannya persidangan. "Polisi itu sampai sekarang masih dinas di Polda Jatim," ketus Indra. Indra mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk memperoleh keadilan. Namun sampai saat ini, harapan untuk mendapatkan keadilan hanya angan-angan belaka. Sampai akhirnya dia nekat melakukan aksi jalan kaki Malang-Jakarta untuk menemui Presiden SBY. "Saya berharap sekali Presiden SBY mau bertemu dan membantu rakyat kecil seperti saya mencari keadilan," ujar pria berkacamata itu. Saat ditemui detikcom, Indra tampak mengenakan baju kaos putih dan bercelana loreng. Dia juga berkalung potongan kain yang pada bagian depan tertera tulisan 'Aksi Jalan Kaki Malang-Jakarta'. Sedangkan di bagian punggung atau belakangnya tertera tulisa 'Korban Mafia Hukum'. (Sumber Klik SINI) Kemana keadilan selama ini berada? apakah bersembunyi di balik kekuasaan. Seolah-olah para pemimpin bangsa ini sudah di butakan hati nuraninya dengan kekuasaan, materi, dan individualistik. Semoga sebagain pemimpin bangsa masih ada yang bernurani, untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan tanpa memandang si kaya dan si miskin, si pejabat dan si jelata, si cantik dan si jelek, dll. Semuanya wajib mendapakan keadilan dan perlindungan dari pemerintah sebagai pemegang kekuasaan. Saya hanya bisa mendukung perjuangan Indra Azhan, seorang bapak yang mencari keadilan. Mohon agar SBY berkenan menerima kedatanganya serta memberikan keadilan untuk mengobati luka hati seorang bapak. Karena presiden juga seorang bapak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun