Mohon tunggu...
Raden Pucuk Pinus
Raden Pucuk Pinus Mohon Tunggu... -

Hadir dimuka bumi 25 tahun yang lalu. Saat ini giat belajar tentang CSR serta menjalankan program CSR di sebuah perusahaan pertambangan di Indonesia. Berusaha mendorong Corporate untuk menerapkan konsep Triple Bottom Line pada bisnisnya untuk menjaga keseimbangan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Hobby menulis yang dituangkan dalam Kompasiana serta www.csrbusinessindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Road To Buli (2) : Budaya dan Bahasa

9 Februari 2011   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12972583651108748378

[caption id="attachment_89255" align="alignleft" width="456" caption="Mempelajari kearifan budaya Suku Togutil"][/caption]

Tak kenal maka tak sayang.... Pertama kali yang saya pahami ketika datang ke Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur dengan berupaya memahami kondisi sosial budaya dan bahasa suku Togutil. Budaya pada perayaan tahun baru biasanya sebagian kelompok masyarakat buli berkeliling kampung serta mendatangi untuk menyajikan musik Nyanger. Pada musik tersebut dilengkapi alat musik berupa Gambus (mirip gitar besar dengan dua senar dimainkan dengan cara dipukul-pukul dengan kayu) dan Tifa (mirip gendang kecil). Kemudian diiringi dengan menyanyi secara bersamaan. Setelah selesai biasanya si empunya rumah kasih makanan atau minum dan bila ada rejeki berlebih bisa juga dikasih angpau sebagai ucapan terimakasih. Untuk mendukung kelancaran komunikasi maka selanjutnya erupaya mempelajari bahasa yang digunakan sehari-hari oleh penduduk asli buli. Beberapa kata yang sudah saya pahami antara lain; Makan                  : Sely Mandi                   : Sisop Mari                       : Maly Sudah                    : To to Pergi tidur              : Tuli to Ngantuk                : Tututile to Ya                         : Imey Tidak                     : Pa Banyak                  : Lal Besar                     : Mamagal Kenyang              : Mosito Apa kabar            : Philesa Kaya gitulah        : Lai nato Baik                     : Mofia Jalan-jalan           : Van-van La                       : Pergi Nikmat/lezat        : Mena Suami                  : Paitua Istri                     : Maitua Kawin                 : Cuki Buang air besar  : Peke Sungai                 : Gau Air                      : Waya Marah                : Baveto Panas                 : Vanas Memang mehami karakteristik budaya suatu daerha itu sangat sulit, tapi dengan berusaha terus menerus akan terbiasa. Semoga edisi singkat ulasan budaya dan bahasa  buli bisa bermanfaat saat anda akan berkunjung ke sana. Lanjutan kisah perjalan dari Road To Buli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun