Mohon tunggu...
Mohamad Rozkit Bouti
Mohamad Rozkit Bouti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trying Everything

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkenalan dengan Ekstrovert

30 Maret 2023   17:45 Diperbarui: 30 Maret 2023   17:46 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/

Sebelumnya kita sudah membahas tentang introvert, kali ini waktunya membahas ekstrovert.  Jika mendengar kata ekstrovert, apa yang muncul pertama kali di kepala anda?

Orang yang banyak ngomong? Mudah akrab dengan orang lain? Suka curcol kemana-mana? Atau ada yang lain?

It's okey, kita belum menyepakati ekstrovert seperti apa, tapi setidaknya ada gambaran di kepala kita masing-masing mengenai orang dengan kepribadian ekstrovert. 

Berbeda dengan introvert, kepribadian ekstrovert lebih banyak menerima asumsi positif dari orang-orang.  Kepribadian yang mudah akrab dengan orang lain ini memunculkan asumsi bahwa orang dengan kepribadian ekstrovert menjadi baik di mata orang-orang.

Berkenalan dengan Ekstrovert

Ekstrovert memiliki kesamaan dengan introvert yaitu pertama kali diperkenalkan oleh Carl Gustav Jung pada tahun 1920-an. Di tulisan sebelumnya membahas bahwa ekstrovert atau introvert berkaitan dengan energi, bahwa memang kepribadian ini muncul berdasarkan kecenderungan energi yang dihasilkan oleh individu.

Jika introvert energinya datang dari dalam dirinya sendiri, maka ekstrovert energinya datang dari luar dirinya. Dapat kita lihat bahwa orang-orang dengan kecenderungan introvert lebih senang jika dalam satu lingkungan yang ramai, seolah ia mendapatkan energi dari orang-orang di sekelilingnya.

Melimpahnya energi yang dimiliki oleh orang ekstrovert, menjadikannya lebih aktif dengan aktivitas di luar dirinya. Menurut penelitian yang dimuat dalam Perspectives on Psychological Science mengatakan bahwa semakin luas pergaulan individu, maka membuat individu semakin lebih baik. Adapun gambaran tentang orang berkepribadian ekstrovert sebagai berikut:

  • Orang dengan kepribadian ekstrovert memiliki kecenderungan mudah akrab dengan orang lain, sehingga dalam menjalin komunikasi bersama orang baru lebih gampang akrab. Bahkan mungkin ada beberapa orang yang padahal baru saja berkenalan, tapi sudah banyak curcol. Komunikasi yang baik dengan orang lain tentu baik, namun langsung menceritakan masalah pribadi kepada orang baru tentu menjadi sebuah masalah. Maka orang dengan kepribadian ekstrovert harusnya bisa memiliki batasan. Batasan jangkauan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga membedakan mana pembahasan yang umum dan privasi.
  • Orang ekstrovert memberikan kemungkinan untuk membangun kondisi yang menyenangkan atau asik dengan sekelilingnya, sehingga orang-orang terdekat merasa mendapat aura positif. Namun tidak selamanya orang ekstrovert selalu menyenangkan dengan kondisinya di depan banyak orang. Banyak juga yang sering menutupi kesedihannya dengan bersama orang lain. Semacam covernya terlihat bahagia, tapi dalamnya ternyata sedang bersedih.
  • Orang dengan kepribadian ekstrovert memiliki kecenderungan sikap asertif. Asertif adalah sikap tegas dalam menyampaikan sesuatu, termasuk hal-hal yang membuatnya tidak nyaman. Orang ekstrovert lebih blak-blakan dalam menyampaikan sesuatu entah yang membuatnya nyaman atau tidak nyaman. Namun penyampaian secara langsung ini perlu di kelola dengan baik juga, artinya bukan membatasi gerak seorang ekstrovert, tapi perlu memposisikan pada orang yang tepat. atau dalam hal lain bisa mengelola cara menyampaikan sikap asertifnya, tentu dengan bahasa yang tidak menyinggung.

Dari introvert yang sudah kita sharingkan sebelumnya dan ekstrovert kita bahas kali ini, rasanya tidak perlu membandingkan baik atau kurang baik antara ekstrovert dan introvert, kepribadian adalah bentukan perilaku yang telah menjadi kebiasaan, sehingga antara ekstrovert dan introvert memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun perlu digaris bawahi bahwa kita selalu memiliki kebebasan untuk melangkah, sehingga kita juga perlu membatasi setiap apa yang ingin dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun