Mohon tunggu...
Mohamad Rozkit Bouti
Mohamad Rozkit Bouti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trying Everything

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tabula Rasa: Konsep Kesadaran Hidup

24 Februari 2022   20:26 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:33 2829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/

Saat ini, berbagai teori tentang manusia telah banyak berseliuran di media sosial. Banyak informasi yang dapat kita akses untuk menambah pengetahuan baru tentang manusia. Kajian tentang manusia sangat menarik dilakukan, karena ada banyak perspektif yang dapat kita temukan.

Salah satu kajian yang dikemukakan oleh John Locke mengatakan bahwa manusia layaknya kertas kosong saat dilahirkan. Manusia diibaratkan kertas kosong tanpa coretan dan lingkungan yang mempengaruhinya. Pandangannya ini kita kenal dengan konsep Tabula Rasa.

Manusia memang dasarnya dipengaruhi oleh lingkungannya. Kita dapat melihat beberapa kejadian nyata yang ada di dalam masyarakat. Contohnya, individu yang berada di sekolah umum dan pondok pesantren tentu sangat berbeda dari segi pemikiran, tingkah laku, dan pola bahasa yang digunakan.

Contoh lain, individu yang berada di lingkungan keluarga yang keras dan keluarga yang harmonis tentu berbeda pula pola tingkah lakunya. Perbedaan ini dapat kita lihat saat individu tersebut berada menjalani kehidupan sehari-hari.

Lingkungan sangat memberikan pengaruh kepada setiap individu. Pengaruh ini datang karena semata-mata membentuk individu untuk bertahan hidup dalam lingkungan tersebut. Manusia awalnya belum memiliki kebebasan untuk hidup sendiri dan menentukan pilihan hidupnya, karena usia mempengaruhi individu untuk mengambil tindakan.

Saat dewasa, individu baru dapat memiliki kebebasan dalam berpikir, menentukan pilihan, dan mengambil tindakan. Namun, hal ini tentu telah dipengaruhi oleh berbagai pengalaman yang dialaminya semasa kecil.

Dari konsep tabula rasa ini kita belajar bahwa saat mengetahui konsep manusia sebagai makhluk yang kosong saat dilahirkan, maka menjadi kewajiban kita untuk membentuk lingkungan yang baik dan sehat bagi individu. Hal ini tentu mempengaruhi kualitas individu dalam menjalani hidupnya.

Untuk kita yang mungkin saja berasal dari lingkungan yang belum baik, maka konsep ini menjadi bagian dari pembangun kesadaran bagi kita. Sadar bahwa lingkungan terdahulu telah membentuk kita, tapi tidak semata-mata kita tak bisa mengubahnya, melainkan kita memiliki pengaruh dan tanggung jawab besar dalam mengelolanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun