Pandangan politik dalam corak pemikiran Abdurrahman Wahid (Gusdur)

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan Bersama di kutip dari (Teori Klasik Aristoteles). politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik pemerintahan dan negara. politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik Pemerintahan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasanya pandangan politik merupakan
Keyakinan politik' yang mengacu pada keyakinan atau pandangan yang memiliki pengaruh terhadap isu-isu yang ditangani oleh pemerintah. 'Afiliasi politik' mencakup keanggotaan atau identifikasi dengan partai politik tertentu, dukungan terhadap kandidat tertentu, atau identifikasi dengan tujuan politik tertentu.

Sehubung dengan hal ini kita Tarik pendangan politik dalam corak pemikiran seorang Abdurrahman wahid (Gusdur).
Abdurrahman Wahid (dilahirkan dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil) 7 September 1940, lebih dikenal dengan nama Gus Dur adalah politikus Indonesia dan pemimpin agama Islam yang menjabat sebagai presiden Indonesia keempat dari pemilu tahun 1999 hingga pemakzulannya pada tahun 2001
Dalam sebuah wawancara Gusdur mengatakan pandanganya terhadap politik, yaitu politik Sebagai moral bukan Istitusi. Dalam wawancara itu gusdur mendapatkan pertanyaan. Anda termasuk salah seorang perintis gerakan pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Bagaimana Anda melihat gerakan itu dalam kacamata sekarang?
Jawaban Gusdur, gerakan pembaruan pemikiran Islam 25 tahun yang lalu merupakan respons terhadap perubahan sosial, sedangkan gerakan itu sekarang adalah respons terhadap perubahan politik. Respons itu berbentuk pemunculan gerakan politik Islam. Organisasi sosial politik dan kemasyarakatan yang secara tegas menyebutkan dirinya Islam kini makin menjadi politis. Warna partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin berkembang ke arah politik Islam. ICMI dan MUI kini lebih politis. Sedangkan NU ingin tetap seperti masa lalu yaitu merespons perubahan sosial. NU tidak melibatkan diri dalam urusan politik praktis. Biarlah soal politik menjadi milik dan tugas kelompok lain.
Kemudian gusdur mendapatkan pertanyaan  seperti ini. Apakah sikap Anda tidak bertentangan dengan doktrin Islam yang tidak memisahkan politik dari Islam sendiri?
saya rasa tidak. Memang Islam tidak pernah akan bisa terlepas dari politik. Apa yang dinamakan politik menurut Islam? Politik dalam Islam haruslah transformatif: Islam harus mampu melakukan diferensiasi; Islam harus mengubah masyarakat. Risalah Nabi Muhammad merupakan risalah transformatif dan emansipatif. Bagi saya politik adalah penting sekali, namun dalam konteks memberdayakan masyarakat. Penting dalam arti memberi peluang kepada rakyat untuk menyatakan pendapat dan pikirannya secara jujur. gerakan-gerakan yang memberi respons terhadap perubahan sosial sejak awal harus mengacu pada struktur sosial yang lebih adil dan lebih menjawab kebutuhan Masyarakat. Dalam hal iini dapat di simpulkan bahwasanya pandangan politik menurut Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dapat dipahami melalui beberapa pemikiran kunci yang beliau sampaikan. Gus Dur melihat politik bukan hanya sekadar institusi atau praktik kekuasaan semata, tetapi lebih sebagai moralitas yang bertujuan memberdayakan masyarakat. Dalam pemikirannya, politik harus bersifat transformatif dan emansipatif, yaitu mampu mengubah struktur sosial menuju keadilan dan memberikan ruang kebebasan bagi rakyat untuk menyatakan pendapat mereka.
Gus Dur menekankan bahwa politik dalam Islam tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Namun, Islam harus mampu merespons perubahan sosial dan politik secara proporsional. Beliau menyoroti bahwa organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) sebaiknya tidak terlibat dalam politik praktis, melainkan fokus pada respons terhadap perubahan sosial, berbeda dengan organisasi lain yang semakin bersifat politis.
Secara keseluruhan, pandangan Gus Dur tentang politik menegaskan bahwa politik harus berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat, bukan sekadar perebutan kekuasaan. Hal ini mencerminkan komitmen beliau terhadap nilai-nilai moral, keadilan sosial, serta pemberdayaan rakyat dalam konteks perubahan sosial dan politik.