Sajak puisi terus menjadi amunisi dalam menapaki perjalanan rindu yang belum bertemu. Moment haru dan lucu yang selalu tersandra dalam setiap menapaki jalan baru. Kesulitan dalam melupakan, namun tak ingin terlupakan.
Aku ingin terus berada pada posisi yang sama, merindukan degungan rintik suara yang  selalu mengundang candu. Rasa takut untuk di lupakan namun sakit ketika selalu bergentayangan dalam ingatan.
Lantas Aku harus bagaimana? Apakah tetap berada pada posisi yang sama? Sementara aku masih terpenjara oleh rasa yang ku punya.Â
Lagi-lagi Aku harus katakan, Aku ingin melupakan, agar bebas dalam setiap tindakan. Aku ingin melupakan agar bisa sadar kalau ini hanya sekedar moment yang pasti lambat laun akan menghilang. Namun  lagi-lagi aku pengecut dalam mengambil kesimpulan, bahwa Aku tidak akan mampu  bisa melupakan, walaupun rasa ingin tetap ada di pikiran.Â
Ah sudah lah. Aku ingin menikmati rasa ini. Walau kadang tak pasti. Tapi aku yakin! Kekuatan rasa ingin akan mengubah yang tak pasti menjadi pasti.Â
Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H