Bondowoso, Jawa Timur - Mahasiswa KKN Persemakmuran eks IAIN Sunan Ampel Posko 4 Desa Taman mengunjungi Dusun Pejagan, Desa Taman, Kecamatan Grujugan, untuk menjelajahi "Kerajinan Bambu House". Â Kerajinan Bambu House berdiri sebagai bukti ketekunan dan dedikasi Bapak Nursalim dalam melestarikan dan mengembangkan seni kerajinan bambu. Usaha ini dimulai pada tahun 1997, saat Bapak Nursalim dan istrinya membutuhkan kursi untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Dengan modal sebesar 150 ribu rupiah, Nursalim membeli bambu dan membuat kursi sendiri, sebuah tindakan yang kemudian menjadi fondasi dari usaha kerajinan bambunya.
Sejak awal berdirinya, Bapak Nursalim tidak hanya mengandalkan bakat alaminya, tetapi juga memperluas pengetahuannya melalui berbagai pelatihan dan penelitian, termasuk mengikuti magang di Sukolilo pada tahun 1999-2000. Keahlian ini membawanya hingga ke panggung internasional, dengan pesanan pertama dari Jepang, membuka jalan bagi produk-produk bambunya untuk dikenal luas.
"Kerajinan Bambu House" tidak hanya menghasilkan furniture, tetapi juga berbagai jenis kerajinan lainnya seperti souvenir, anyaman bambu, songkok, ukiran, serta struktur bangunan unik seperti rumah makan, villa, dan gazebo dengan ornamen bambu. Karya-karya Nursalim tidak hanya berfungsi sebagai barang-barang utilitarian, tetapi juga sebagai karya seni yang mengekspresikan kreativitas dan kebebasan berekspresi beliau.
Bapak Nursalim juga dikenal sebagai aktivis seni dan anggota Dewan Bambu Hijau Nusantara, sebuah organisasi yang mendukung pelestarian dan pengembangan kerajinan bambu di Indonesia. Sebagai anggota aktif, Nursalim kerap mengirim peserta untuk mengikuti pelatihan dan magang, memperluas jangkauan pengetahuan dan keterampilan kerajinan bambu ke generasi berikutnya.
Selain aktif dalam pelatihan dan pameran seni, baik di dalam maupun luar negeri, Nursalim telah memposisikan "Kerajinan Bambu House" sebagai salah satu produsen kerajinan bambu terkemuka di Indonesia. Kesuksesan ini tidak hanya membawa dampak ekonomi bagi keluarga Nursalim, tetapi juga bagi komunitas lokal di Bondowoso, dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan mempromosikan budaya lokal.
Dalam setiap karyanya, Bapak Nursalim berupaya menjaga nilai-nilai tradisional sekaligus menambahkan sentuhan inovatif yang membuat kerajinan bambu tetap relevan di pasar modern. Produk-produk "Kerajinan Bambu House" kini tidak hanya dapat ditemukan di berbagai pameran di Indonesia, tetapi juga diekspor ke berbagai negara, menunjukkan bahwa seni kerajinan bambu dari Bondowoso mampu bersaing di pasar global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H