Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap adanya produk obat herbal yang dicampur bahan kimia berbahaya seperti tramadol, sildenafil, dan dexametason. Produk-produk ini dijual sebagai obat tradisional dengan janji efek cepat.Â
Namun, bahan kimia di dalamnya dapat sangat berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter.Â
Dalam artikel ini, kita akan mengulas bahaya obat herbal yang dicampur bahan kimia obat (BKO), alasan penambahan bahan kimia ini, serta cara aman untuk menghindari produk-produk yang berisiko tersebut.
Kenapa Bahan Kimia Ditambahkan ke Obat Herbal?
Produsen yang tidak bertanggung jawab kerap menambahkan bahan kimia ke dalam obat herbal agar lebih menarik bagi konsumen. Tramadol dan dexametason, misalnya, dapat mengurangi rasa nyeri dengan cepat, membuat konsumen merasa produk tersebut sangat ampuh.
 Efek cepat ini sering disalahartikan sebagai khasiat alami obat herbal, padahal itu berasal dari bahan kimia, bukan bahan herbal alami. Selain itu, banyak konsumen tertarik pada produk yang menawarkan manfaat tambahan seperti meningkatkan stamina atau mengatasi nyeri dengan cepat.Â
Karena itu, sildenafil sering dicampurkan ke dalam produk herbal dan dipasarkan sebagai "obat kuat" atau penambah stamina. Hal ini membuat produk tersebut terlihat lebih menarik di pasaran.
Pada beberapa kasus, bahan kimia seperti kortikosteroid (misalnya, dexametason) ditambahkan untuk mengurangi peradangan atau nyeri pada kondisi tertentu, seperti nyeri sendi. Konsumen yang merasakan perbaikan biasanya tidak menyadari bahwa bahan ini harusnya hanya digunakan di bawah pengawasan dokter.Â
Penambahan bahan kimia juga memungkinkan produsen menghindari biaya besar untuk penelitian dan uji klinis, yang sebenarnya diperlukan untuk menghasilkan produk herbal yang benar-benar aman dan efektif. Sayangnya, praktik ini dilakukan dengan mengorbankan keselamatan konsumen.
Efek Bahan Kimia dalam Obat Herbal