Apa yang terlintas di pikiran anda saat mendengar kata Cheerleader? Ya, banyak yang ber-opini bahwa cheerleader merupakan sekumpulan gadis-gadis dengan kostum rok mini beserta pom-pom yang sorak sorai mendukung tim basket sedang bertanding atau sebagai sekelompok gadis-gadis sebagai ajang "ke eksis-an" mereka seperti yang ada di film-film.
Cheerleading merupakan aktivitas fisik yang termasuk olahraga ektrim karena mengandalkan fisik yang kuat serta teknik yang dapat mendukung olahraga ini.  Penampilan Cheerleading dengan durasi 2.5-3 menit yang menampilkan pyramid, stunt, tumbling, dance, jumps, dan motion yang tentunya tidak biasa untuk penampilan lainnya.
Selain fisik dan teknik, suatu komitmen di dalam tim sangat penting untuk cheerleader. Suatu tim cheerleading tidak akan berhasil apabila anggotanya tidak komplit. Lalu kepercayaan pada satu sama lain merupakan manfaat yang didapat di dalam tim Cheerleading. Adanya komitmen dan kepercayaan di dalam tim Cheerleading merupakan kunci prestasi untuk tim tersebut.
Tapi tahukah anda bahwa orang yang menciptakan Cheerleading & pertama kali menjadi cheerleader adalah seorang pria bernama  Johnny Campbell? Ia mengumpulkan dan mengarahkan teman-teman  kampusnya untuk mendukung tim American Football kampus mereka di University of Minnesota, Amerika Serikat, pada 2 November 1898. Ia membuat yel-yel yang kemudian diikuti oleh para pendukung tim AF kampusnya.
Pada mulanya cheerleading beranggotakan laki-laki tetapi karena kekurangan anggota maka perempuan dapat menjadi anggota cheerleader. Jadi, laki - laki yang mengikuti olahraga cheerleader ini bukan karena mereka terlihat seperti perempuan melainkan karena olahraga ini berkategori ekstrim sehingga menjadikan tantangan para lelaki untuk melatih kekuatan otot tubuh serta kelenturan badan. Namun semakin berkembangnya jaman, Cheerleading lebih banyak diikuti remaja perempuan dari berbagai sekolah untuk kemudian dilombakan antar sekolah.
Di Indonesia, terdapat komunitas bagi para pemandu sorak. Satu diantaranya adalah Indonesian Cheerleading Community (ICC). Komunitas ICC ini berdiri pada tanggal 25 Februari 2005 dan merupakan anggota dari International of Cheerleading (IFC) yang telah mengenal teknik-teknik cheerleading yang baik, aman, dan benar serta aturan-aturan yang terdapat pada olahraga cheerleading. ICC memilih standart Jepang sebagai panutan dalam membuat routine di setiap tim.
Banyak tim dari berbagai sekolah maupun umum yang sudah tergabung dalam komunitas ini. Para tim di bawah naungan ICC dapat memilih pelatih yang sudah bersertifikat dalam membimbing timnya di dalam cheerleading dan dapat dilombakan di ajang lomba Cheerleading tiap tahunnya, seperti ajang lomba ICC CUP dan NCC CUP. Para tim Cheerleader yang menunjukan prestasi terbaik di dalam negeri tidak menutup kemungkinan untuk mewakilkan Indonesia dalam lomba Cheerleading ajang Internasional.
Tertarik untuk bergabung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H