Kota ramai.
Riuh dengan desah nafas sengal, dari yang berlarian diburu sengat jarum jam dan bentang jarak tak kenal ampun.
Kota pedih.
Sulit menemukan tangan yang menjabat tangan lain.
Mata bertemu mata, tak berujung senyum hangat. Dibiarkan semua dingin di kota ini, kebekuan menjelma komoditi.
Kota gelap.
Sudut paling terang sekalipun, selalu punya sisi gelap yang menghantui. Tiap pilihan punya kepastian: ketidakpastian.
Kota yang berputar kekal.
Setiap roda bersisian, bersentuhan, saling memutar satu sama lain.
Dirancang dari sebuah sistem maha besar.
Roda-roda terus berputar tak kenal waktu, roda yang aus atau sudah terlalu tua, mudah saja diganti.
Atas nama sistem, atas nama hidup jutaan roda lain yang masih butuh makan.
Kota sejuta nadi.
Di dalamnya penuh rambat detak lemah yang bertahan karena janji ataupun mimpi.
Tak pernah berubah, kota ini selalu punya resep ruang anti sepi.
Jacarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H