Mohon tunggu...
Rozanatul Mutoifah
Rozanatul Mutoifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar/mahasiswa

“I don’t know why they call it heartbreak. It feels like every other part of my body is broken too.”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Wonosari Jember

8 Agustus 2023   09:48 Diperbarui: 8 Agustus 2023   09:53 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


    Pondok Pesantren Nurul Hidayah merupakan salah satu pondok pesantren mahasiswi yang tetap mempertahankan sistem kesalafannya di era modern saat ini. Pondok pesantren ini terletak di Dusun Wonosari, Desa Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, berjarak sekitar 800 m jika diukur dari kampus UIN KHAS Jember. Maka tidak heran jika sebagian besar santriwati yang berada di pondok pesantren ini merupakan mahasiswa aktif di perguruan tinggi Islam tersebut.

    Pendiri pondok pesantren ini adalah Dr. KH. Abdul Hamid Pujiono, S.Pd. M. Ag. yang juga merupakan dosen tetap di Fakultas Syari'ah UIN KHAS Jember dan memiliki jabatan sebagai rektor di Universitas Islam Jember (UIJ). Dengan dibantu oleh sang istri, Hj. Hidayatun Nuriyah. Beliau berasal dari Desa Cendono Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Sebelum beliau mendirikan Pondok Pesantren Nurul Hidayah, beliau bertempat tinggal di Perumahan Griya Mangli Jember yang saat ini kosong tidak beliau tempati, beliau menceritakan bahwa mendirikan pondok pesantren ini sama sekali tidak pernah terbayangkan.

    Pada tahun 2013, Abah Pujiono membeli tanah di daerah Mangli yang lokasinya strategis di dekat pemukiman warga yang kebetulan sekali dekat dengan sungai, yang pada awalnya beliau tidak ada rencana sama sekali untuk mendirikan pondok di tanah tersebut. Pada tahun 2014, beliau diminta untuk menjadi pengasuh ma'had putri yaitu Organisasi Pesantren Putri IAIN Jember yaitu asrama putri mahasiswi baru IAIN Jember. Kemudian di tahun 2015, beliau mendapatkan tugas untuk pergi ke Tunesia yang terletak di Benua Afrika Utara dalam kurun waktu dua bulan yaitu dalam program POSVI. Dalam progam POSVI tersebut, beliau mendapatkan tugas untuk menyampaikan materi tentang Islam Nusantara. Beliau menceritakan bahwa sepulang dari Tunesia ada sisa rezeki yang masih beliau pegang saat itu, kemudian beliau mempunyai keinginan untuk membangun pondok pesantren. Hal ini didasarkan atas pesan yang diberikan oleh guru beliau dan juga guru istri beliau, yakni harus mengamalkan ilmu yang beliau peroleh dari guru beliau.

    Keinginan beliau untuk memiliki tempat mengaji sangat kuat, hingga kemudian beliau menyampaikan keinginan tersebut kepada istri beliau, yang mana istri beliau sangat setuju dan sangat mendukung untuk membangun pondok pesantren yang merupakan sebuah amanah dari guru beliau. Akhirnya biaya untuk membangun pondok pesantren pun sedikit terkumpul, yang mana uang tersebut hanya cukup untuk membangun pondasi saja. Akan tetapi, Allah SWT memberikan jalan dengan menurunkan rezeki yang tidak di sangka-sangka, sehingga beliau dapat melanjutkan pembangunan pondok pesantren tersebut yaitu enam kamar tanpa kulit dan tidak ada plesternya. Pada saat proses pembangunan pondok pesaantren, beliau juga masih aktif menjadi pengasuh Ma'had Putri IAIN Jember.

    Kemudian pada bulan Oktober, beliau meninggalkan perumahan yang terletak di Griya Mangli dan memilih untuk tinggal di bangunan pondok yang baru dibangun itu. Pada suatu waktu beliau memiliki keinginan untuk mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan memiliki tempat khusus yang dapat digunakan anak-anak masyarakat sekitar untuk mengaji, yang kemudian ada beberapa anak warga yang mengaji Al-Qur'an dan Jilid ke beliau. Pada suatu saat, Umik Nuriyah sowan ke pondok beliau yang berada di Pasuruan, beliau selalu ditanya oleh guru beliau, "wes mulang? (sudah mengajar?)", meskipun hanya mengajar TPQ beliau selalu menjawab "sampun. ("sudah"), selain untuk melegakan sang guru jawaban tersebut juga merupakan sebuah do'a agar pondok ppesantren yang beliau inginkan segera terwujud.

    Seiring berjalannya waktu, ada salah satu dari dosen IAIN Jember yang menitipkan adiknya kepada beliau, anak tersebut bernama Ulfa yang saat itu sedang berkuliah di IAIN Jember, tentunya beliau menerima dengan senang hati. Selama kurang lebih tiga bulan, Ulfa tinggal di pondok dan dibimbing langsung oleh Abah Pujiono untuk belajar mengaji Al-Qur'an, kitab dan lain sebagainya. Setelah beberapa lama, ada tiga santri yang mendaftar di tempat beliau, lalu beberapa bulan kemudian disusul tiga santri yang mendaftar di tempat beliau, sehingga tital santri pada saat itu sebanyak tujuh orang.

    Awalnya beliau tidak memasang papan nama pondok pesantren di depan tempat beliau, karena mau menyebutkannya pondok pesantren beliau masih malu. Hal ini didasarkan pada perbandingan dengan pondok-pondok lain, yang mana sarana dan prasarananya sangat jauh berbeda dengan tempay beliau, yang tidak ada mushollahnya dan aktifitas belajar mengajarnya pun belum terlihat, sehingga beliau merasa bahwa masih belum layak dikatakan sebagai pondok pesantren. Suatu ketika ada sahabat PCNU beliau yang sedang berkunjung ke rumah beliau dan melihat adanya proses pembelajaran, kemudian sahabat Kyai Puji tersebut bertanya mengenai nama pondok beliau, dan beliau mengatakan bahwa pondok pesantren tersebut bernama "Nurul Hidayah". Setelah itu, sahabat Kyai Puji bersama teman-temannya di PCNU berinisiatif untuk membuatkan papan nama yang berupa bannar yang dipasang didepan tempat beliau, sehingga terlihatlah nama "Pondok Pesantren Nurul Hidayah" yang terpampang jelas pertanda bahwa tempat tersebut merupakan tempat seseorang menimba ilmu.

    Abah Pujiono dan Umik Nuriyah merupakan pendatang baru di wilayah perkampungan Mangli, sehingga beliau sangat berhati-hati sekali dalam membangun kepercayaan masyarakat sekitar, agar tidak terjadi kesalahan yang kurang berkenan di tengah kehidupan masyarakat yang bisa saja berdampak pada penolakan.

    Beliau menceritakan bahwa perjalanan dalam mengembangkan pondok pesantren ini tidaklah mudah, Abah Pujiono dan Umik Nuriyah sering mendengar pertanyaan warga sekitar yang mengatakan bahwa bangunan yang telah ditempati tersebut adalah kos-kos-an, karena jika dilihat sekilas memang seperti halnya kos-kos-an dan tidak terkesan layaknya sebuah bangunan pondok pesantren pada umumnya karena tidak terdapat musholla. Abah Pujiono dan Umik Nuriyah hanya tersenyum dan tidak mengiyakan anggapan warga, namun tidak mengatakan bukan, karena beliau berpikir biarlah waktu saja yang akan menjawab semua anggapan masyarakat tersebut.

    Pada suatu saat, anggapan tersebut terjawab ketika tokoh masyarakat di sekitar pondok didatangi oleh imam Masjid Baitul Amin, yang kebetulan dekat dengan keluarga Umik Nuriyah di Pasuruan. Beliau (Imam Masjid Baitu Amin) bertanya, "kok ada gudang disini? gudangnya siapa?" kemudian tokoh masyarakat tersebut menjawab, "milik Pak Pujiono Dosen IAIN Jember", kemudian beliau (Imam Masjid Baitul Amin) menjawab "oh kalau ini bukan gudang biasa, akan tetapi gudangnya ilmu, ya disini adalah tempat untuk mencari ilmu". Dari pertanyaan imam tersebut kemudian sedikit demi sedikit merubah anggapan masyarakat terhadap bangunan pondok ini.

    Dengan berjalannya waktu, santriwati di pondok pesantren ini semakin bertambah banyak dan Abah Pujiono juga telah membangun sebuah musholla yang cukup lebar untuk kegiatan belajar mengajar santri, sholaat jama'ah, dan juga kegiatan lainnya, seperti Bahtsu Masa'il antar pondok putri se-Jember, sholawat nariyah yang diikuti oleh warga sekitar pondok, dan beberapa kegiatan keagamaan lainnya. Tidak terasa hingga saat ini, pondok pesantren yang didirikan oleh Abah Pujiono dan Umik Nuriyah telah resmi berusia tujuh tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun