Mohon tunggu...
Roza Metabiarawati
Roza Metabiarawati Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan disini adalah tulisan yang ingin saya tulis

Semua tulisan berdasarkan apa yang ingin saya tuliskan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dialek

15 Juni 2023   22:01 Diperbarui: 15 Juni 2023   22:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua definisi dialek menurut para ahli. Menutut chaer (1995:63) dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutir yang jumlahnya relatif, yang berbeda pada suatu tempat, wilayah atau area tempat tinggal penutur, dialek areal dialek regional, atau dialek geografi. Sedangkan, mennurut Alwasih (1993:40) dialek merupakan bahasa kelompok penutur tertentu yang melibatkan mencakup penggunaan tata bahasa, maupun aspek ucapannya.

Percakapapan yan digunakan oleh orang Papua, pemakaian bahasa Indonesia oleh penutur Papua memiliki kekhasan logat. Kaka artinya 'kakak', dalam hal ini penutur melakukan penanggalan fonem /K/. Penutur melakukan pemendekan kata pada kata 'saya' menjadi sa. 

Penutur juga menggunakan kata to untuk mempertegas kalimat. Sedangkan percakapan yang digunakan oleh orrang betawi biasanya ada beberapa kata yang berakhir huruf a menjadi berakhir huruf e  seperti kata "iya" menjadi iye.percakapan orang betawi, biasanya cenderung nyablak dan ceplas-ceplos. Contoh  Serah lu lah del yang berarti "yasudah terserah kamu saja". Bahasa Sunda , juga merupakan bahasa logat  khas Indonesia yang cenderung  lebih halus dari cara berbicara hingga pilihan kata yang diucapkan oleh orang sunda biasanya lembut.

Dari pernyataan di atas saya menyimpulkan bahwa dialek merupakan bahasa yang digunakan oleh kelompok orang yang setiap kelompok memikliki ke khasan masing-masing dalam memilih bahasa. Walaupun menggunakan bahasa Indonesia, tetapi loogat yang berbeda, dari mendengar pun kita bisa tau itu bahasa berasal dari daerah mana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun