Mohon tunggu...
Royyan Zuhdi Arrifqi
Royyan Zuhdi Arrifqi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Strategi Pengembangan Agrowisata di Kawasan Bromo Tengger Semeru

20 Juni 2020   17:15 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:11 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Promosi dan daya tarik bagi investor

  • Kemudahan layanan perizinan dan insentif bagi calon investor agar tertarik untuk menanamkan modal usaha di kawasan agropolitan Bromo Tengger Semeru
  • Promosi produk agribisnis, baik melalui pameran dan festival maupun penyediaan outlet bagi produk pertanian

Pengolahan psca panen

  • Bantuan permodalan untuk usaha pengolahan hasil pertanian
  • Pelatihan dan penerapan teknologi pengolahan pasca panen
  • Keterkaitan antara pengolahan dan pemasaran produk pertanian olahan

            Program-program yang dihasilkan ini diharapkan bisa mempercepat akselerasi pengembangan Kawasan Agropolitan Bromo Tengger Semeru sehinga pengembangan produk-produk hasil pertanian bisa melibatkan semua masyarakat di wilayah Bromo Tengger Semeru dan mampu menjadi penyumbang pendapatan daerah yang signifikan. Selain sektor pertanian yang menjadi focus pengembangan kawasan agropolitan, sektor wisata juga bisa dijadikan tarikan bagi pemasaran produk hasil pertanian seperti hasil olahan maupun produk mentah. Untuk menjaga kontinuitas kelangsungan usaha agrobis, selain perlu dipastikan ketersediaan lahan produktif yang cukup dengan cara mencegah konversi lahan produktif dan penciptaan lahan-lahan produktif baru, yang tak kalah penting adalah pendidikan pertanian bagi generasi muda agar mereka tidak selalu silau untuk mencari pekerjaan lain di luar sektor pertanian. Di kalangan petani, proses regenerasi ini perlu mendapat perhatian serius, sebab ada indikasi di kalangan generasi muda minat mereka untuk meneruskan usaha orang tuanya mulai berkurang, sehingga tanpa adanya dukungan atau dorongan yang memfasilitasi tumbuhnya embrio-embiro petani baru pada generasi sekarang ini, dikhawatirkan ke depan kemampuan daerah untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berkualitas menjadi menurun drastis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun