Di sebuah kota besar, Arina sering membaca berbagai artikel dan mendengarkan ceramah tentang puasa yang dapat meningkatkan kesehatan. Salah satu yang dapat menarik perhatiannya adalah hadist yang mengatakan, "Puasa adalah obat bagi segala penyakit", yang banyak beredar di media sosial dan ceramah-ceramah online.
Arina, yang memiliki riwayat penyakit maag, memutuskan untuk mencoba memperbanyak puasanya dengan harapan dapat sembuh total. Namun, setelah beberapa minggu, kondisi maag Arina justru semakin parah. Ia merasa khawatir dan pergi ke dokter untuk berkonsultasi dan memeriksakan kondisinya.
Dokter menjelaskan bahwa puasa memang dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti memperbaiki metabolisme tubuh dan mengurangi risiko beberapa penyakit, namun puasa yang tidak diatur dengan baik justru dapat memperburuk masalah kesehatan, terutama bagi orang yang memiliki riwayat penyakit seperti maag. Arina pun merasa lega mendengar penjelasan itu dan menyadari bahwa puasa harus dilaksanakan dengan niat yang benar, serta memperhatikan kondisi tubuh.
Di kemudian hari, Rina juga mendapatkan penjelasan dan pemahaman baru dari seorang ustadz yang menjelaskan bahwa hadist yang beredar tentang puasa sebagai obat segala penyakit ternyata tidak memiliki sanad yang kuat dan termasuk hadist lemah atau hadist dho'if yang berbunyi:
"Berpuasalah, kalian akan sehat."
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim di Ath Thibbun Nabawi. Hadits ini sangat lemah.Â
Namun, makna hadits ini sahih karena terdapat penelitian ilmiah dari para ahli medis bahwa puasa itu dapat menyehatkan tubuh, tapi tetap tidak boleh dianggap sebagai sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam.
Hadist yang sahih justru menekankan bahwa puasa harus dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dan keseimbangan tubuh. Arina pun merasa bersyukur dapat lebih bijaksana dalam menyikapi hadist yang berkaitan dengan puasa dan kesehatan, dan ia bertekad untuk terus mencari ilmu yang benar agar tidak mudah terpengaruh dengan hadist yang belum jelas keshahihannya.
Setelah mendengar penjelasan dari ustadz, Arina merasa lebih tenang. Ia menyadari bahwa meskipun niatnya untuk berpuasa adalah untuk meningkatkan kesehatan, namun ia harus tetap berhati-hati dan memperhatikan kondisinya dengan bijak. Arina pun mulai melakukan pendekatan yang lebih seimbang terhadap puasa, dengan tetap menjaga pola makan yang sehat dan memperhatikan tanda-tanda tubuhnya sedang fit atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H