Mohon tunggu...
Akhmad Zukhri
Akhmad Zukhri Mohon Tunggu... karyawan swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Cinta Tanah air sebagian dari iman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mesjid Juga digeruduk, Umat Islam Gak Ribut Tuh...

25 Maret 2014   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13957307152116880535

[caption id="attachment_300512" align="alignnone" width="465" caption="Penghancuran Mesjid di Angola (sumber : www.onislam.net)"][/caption]

Membaca Artikel Sutomo Paguci Kenapa sih gereja masih digeruduk..? dimana penulis mengangkat isu tentang aksi FPI yang menggeruduk Gereja Santo Stanislaus Kostka, Bekasi, Jawa Barat. Aksi ini dilakukan FPI karena mereka berargumen bahwa pembangunan gereja harus dihentikan karena dimenangkannya penggugat atas kasus pembangunan gereja tersebut.

Mari kita bandingkan dengan kasus protes pembangunan mesjid di NTT ini, Pembangunan mesjid yang dipermasalahkan oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat Romo Aloysius Kosat. Padahal salah satu mesjid tersebut berada dalam Kompleks TNI AD yang tentunya sudah memperhitungkan kelayakan sebelum didirikan mesjid tersebut. Alasan Romo Aloysius Kosat mempermasalahkan pembangunan mesjid tersebut karena belum memperoleh rekomendasi dari FKUB setempat.

Kalau dilihat dari 2 kasus diatas, Kasus Gereja Santo Stanislaus Kostka adalah murni karena permasalahan hukum. Sementara FPI ‘menggeruduk’ Gereja tersebut disebabkan tidak dihentikannya pembangunan gereja tersebut setelah keluarnya putusan PTUN.

Berbeda dengan kasus NTT, pembangunan mesjid dihambat hanya gara-gara masalah administratif. Padahal mereka mengklaim agama mereka yang paling kasih dan damai di dunia. Namunt tidak ada kasih dan damai untuk minoritas Muslim di NTT, Bali, Papua, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan tempat-tempat lain di Indonesia yang Muslimnya menjadi minoritas.

Bahkan Kalau mau berbicara lebih luas lagi, umat Muslim yang menjadi minoritas di Afrika Tengah, Angola, Bosnia Herzegovina, Myanmar, Kosovo menjadi korban genosida dan pelecehan oleh umat yang katanya mempunyai rasa kasih dan damai yang lebih dibandingkan umat lain.

Bersyukurlah, wahai saudaraku kaum minoritas yang tinggal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya. Nasib kalian lebih baik daripada nasib saudara Muslim kami di negara yang mereka menjadi minoritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun