Mohon tunggu...
Royhan Rohman
Royhan Rohman Mohon Tunggu... -

pekerja keras pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Lalu Lintas Kota Solo Kian Semrawut?

14 September 2012   03:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Joko Widodo menjadi rising star dalam pertarungan merebut kursi DKI 1. Wali Kota Solo itu berhasil mempecundangi calon incumbent, Fauzi Bowo pada Pilkada putaran pertama. Bisa jadi itu karena warga Jakarta memang sudah frustasi dengan kemacetan yang kian hari tambah parah. Sebagian warga Ibukota menganggap Foke sebagai orang yang paling bertanggung jawab. Foke dinilai gagal dalam menyelesaikan kemacetan dalam 5 tahun kemarin. Jokowi datang menawarkan perubahan. Janji manis yang dia hembuskan berhasil menyihir kalangan menengah Ibukota yang sebenarnya sudah apatis dengan pilkada. Dalam kampanye putaran pertama, Jokowi mengaku sudah punya jurus jitu untuk mengatasi kemacetan. Jokowi mengatakan, jika dipilih dirinya akan fokus dalam merealisasikan desain transportasi massa yang telah dirancang di Solo, namun dengan kemasan yang berbeda. Jokowi yakin ramuannya itu mujarab.

1347593513127176154
1347593513127176154
Jokowi sangat percaya diri. Apalagi dia dianggap sebagai Wali Kota yang sukses menciptakan branding Solo sebagai "The Spirit of Java". Lantas apa bukti keberhasilan Jokowi mengenyelesaikan macet di Solo? Ternyata kemacetan di Solo tidak jauh beda dengan Jakarta. Pada jam kerja antrean kendaraan mengular panjang mencoba berebut celah jalan. Semrawut. Dengan persentase jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dibanding DKI, kinerja kepemimpinan Jokowi patut dipertanyakan. Kerugian penggunaan bahan bakar minyak (BBM) akibat merayapnya arus lalu lintas di Kota Solo saat ini ditaksir mencapai Rp240 miliar/tahun. Sejumlah kalangan memperkirakan Kota Bengawan ini bakal lumpuh dalam lima hingga tujuh tahun ke depan akibat terus membanjirnya jumlah kendaraan pribadi.

13475935621345901839
13475935621345901839

Menurut informasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Solo, jumlah kendaraan yang masuk ke Solo—baik dari dalam maupun luar Kota Solo—telah mencapai 1 juta lebih tiap harinya. Dua kali lebih banyak daripada jumlah warga Solo.

Kantor Samsat Solo melansir bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Solo tiap tahunnya ialah 7,5%. Namun dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan kendaraan bermotor cukup mengejutkan, mencapai 20%. Fakta ini juga terjadi pada pertumbuhan mobil pribadi. Pada dua tahun terakhir, jumlah mobil pribadi mencapai 36.903 unit dan 43.158 unit alias naik 17%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan tranportasi massal yang stagnan dan bahkan cenderung menurun.

1347593619259736320
1347593619259736320

Tentu saja hal itu bertolak belakang dengan konsep transportasi massal yang akan dia terapkan di Jakarta. Terlebih di Ibukota permasalahannya jauh lebih kompleks. Sepertinya Jokowi malah kerepotan menuntaskan masalah utama Jakarta alias macet. Sehingga kalau menurut saya, Jokowi tidak lebih baik. Yang pasti, jika Jokowi memenangkan pilkada DKI putaran dua pada 20 September 2012 mendatang, dia mewariskan masalah bagi warga Solo, yaitu kemacetan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun