[caption caption="ilustrasi(ahmad)"][/caption]
Semasa menjadi presiden Indonesia, Gus Dur sangat rajin menjalin silaturrahmi dengan pemimpin negara lain, satu kebiasaan baik yang telah dikembangkan sejak sebelum ia menjadi presiden kepada masyarakat.
Salah satu lawatan pentingnya adalah ke India di awal Februari 2000, setelah perjalanan panjang dari Eropa. Di negeri yang dialiri sungai Gangga ini, Gus Dur bertemu dengan PM Atal Behari Vejpaye dan Sonia Gandhi dan menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Jawaharlal Nehru.
Perjalanan panjang keliling Eropa dan pulangnya melewati India dan dilanjutkan ke Korea Selatan ini menggunakan pesawat kepresidenan, yang tentu saja memiliki standar keamanan dan pelayanan yang terbaik untuk orang paling penting di Indonesia.
Pada kunjungan tersebut, ketika pesawat udara mendekati New Delhi, terdapat awan yang sangat gelap yang menutupi bandar udara sehingga tidak mungkin untuk mendarat di bandara Internasional Indira Gandhi New Delhi, sehingga direncanakan mendarat di bandara lain terdekat sebagai alternatif.
Bagi seorang presiden dengan jadual yang sudah diatur secara ketat karena terbatasnya waktu, kondisi ini tentu akan membuat rencana kegiatan menjadi berantakan.
Ditengah-tengah situasi seperti itu, tiba-tiba terjadi sebuah fenomena alam yang sangat ajaib, tiba-tiba saja langit terbuka dan sehingga pesawat bisa melewati awan dan begitu bisa mendarat, langit kembali tertutup awan hitam kembali.
Kisah ini disampaikan oleh pilot pesawat kepresidenan yang sedang bertugas kepada adik Gus Dur, Umar Wahid yang merasa takjub dengan kejadian tersebut.
“Ini kebetulan atau tidak, tapi pilot tersebut mengatakan dalam karirnya sebagai pilot, ia tidak pernah mengalami kondisi seperti itu,” katanya.
Sebagai pilot kepresidenan, tentu saja telah dipilih orang dengan jam terbang tinggi dan kemampuan terbaik, kondisi seperti itu merupakan fenomena alam aneh yang baginya juga luar biasa dan tak terlupakan
Kangen Gus Dur..