Mohon tunggu...
Roy
Roy Mohon Tunggu... Insinyur - life it's Comedy

Martabak Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinasti Politik dan Rasa Malu yang Hilang

8 November 2023   10:05 Diperbarui: 8 November 2023   10:15 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik dinasti merujuk pada praktik menjadikan kepemimpinan politik sebagai warisan keluarga, di mana anggota keluarga atau kerabat dekat pejabat pemerintahan yang ada berusaha untuk meraih kekuasaan secara beruntun. Dalam upaya mereka untuk mengamankan masa depan politik mereka, seringkali sejumlah pejabat pemerintahan, termasuk presiden, terlibat dalam sekomplotan yang melanggar etika.

Ketika kita membicarakan pejabat pemerintahan yang tidak punya rasa malu sama sekali terhadap perbuatan yang melanggar etika demi mencapai tujuan politik, tidak dapat dipungkiri bahwa ini adalah masalah serius yang mengancam prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan. 

Saat pejabat pemerintahan menempatkan kepentingan pribadi atau keluarga mereka di atas kepentingan negara, ini melanggar prinsip dasar etika dalam pelayanan publik. Hal ini dapat mengarah pada penyelewengan kekuasaan dan penyalahgunaan sumber daya negara.

Pejabat pemerintahan yang tidak memiliki rasa malu terhadap perbuatan melanggar etika seringkali menggunakan kekuasaan mereka untuk menghancurkan pesaing politik atau mengamankan posisi mereka sendiri, terlepas dari konsekuensi etika yang mungkin muncul. 

Kendali atas media dan penyebaran informasi adalah alat penting dalam menjalankan politik dinasti. Pejabat pemerintahan yang tidak memiliki rasa malu dapat menggunakan media untuk menciptakan narasi yang mendukung kepentingan mereka, bahkan jika itu berarti mengabaikan fakta atau menyebarkan berita palsu.  

Pemilu yang seharusnya menjadi wadah untuk menentukan pemimpin secara adil dapat dimanipulasi oleh pejabat pemerintahan yang ingin menjaga kekuasaan dalam keluarga mereka. Ini dapat mencakup membatasi akses pesaing, memanipulasi hasil pemungutan suara, atau bahkan membatasi kebebasan pers. 

Untuk mengatasi sekomplotan pejabat pemerintahan yang tidak punya rasa malu dalam menjalankan politik dinasti, sangat penting bagi masyarakat sipil, lembaga-lembaga pengawasan, dan media untuk berdiri teguh dalam mempertahankan nilai-nilai demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Pendidikan politik yang kuat dan penegakan hukum yang independen juga dapat menjadi alat penting dalam mengatasi kecenderungan ini.

Politik dinasti dan sekomplotan pejabat pemerintahan yang melanggar etika adalah masalah serius yang perlu dipahami dan dibahas secara mendalam oleh masyarakat sipil dan pemimpin politik yang bermoral. Hanya dengan mengungkap dan menghadapi perilaku yang merusak etika dalam politik, kita dapat bergerak menuju sistem pemerintahan yang lebih adil dan demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun