Mohon tunggu...
Roy Hendroko
Roy Hendroko Mohon Tunggu... -

Roy adalah mania di bBH (jangan diartikan Bra Mania), atau dalam Bahasa Indonesia yang salah kaprah : BBN Mania, atau di-Inggris-kan : Biofuel Mania. Saat ini mencangkul di perusahaan swasta yang berbasis perkebunan dan industri kelapa sawit, sebagai Researcher Biofuel Plant Production. Roy pensiun dengan masa kerja 35 tahun dari sebuah BUMN yang mengelola 10 Pabrik Gula, 2 Pabrik Bioetanol, dan 2 Pabrik Kelapa Sawit. Aktif di Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Pengusaha Bioetanol Indonesia (APBI) skala UKM, Asosiasi Bioenergi Indonesia (ABI), Asosiasi Petani Jarak Pagar Indonesia (APJPI), Forum Biodiesel Indonesia (FBI), dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Tujuanku menulis adalah memberitakan bahwa minyak bumi sedang menuju titik nadir dan suatu hari BBM adalah akronim dari Bener Benar Malu. Masa depan Republik ini adalah pertanian energi karena pro poor, pro job, pro growth, dan pro planet. Postinganku berupaya menjadikan BBN (bahan bakar nabati) menjadi back bone di negara ini. Bukan seperti saat ini yang hanya Bener Bener Nekat atau hanya sekadar Bener Bener Narcist dan akhirnya pabrik Benar Bener Nyaris jadi rosokan besi tua karena hanyalah merugi. Apakah "mimpi", "utopia", atau "misi"-ku akan tercapai ? INSYA ALLAH dan semoga rekan Kompasianer mendukungku.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Foto-foto di Bundaran HI

9 Desember 2009   13:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_35692" align="alignleft" width="189" caption="ARUS (Aliansi Rakyat untuk SBY)"][/caption] Rekan kompasianer, Roy kali ini agak nyimpang dikit (atau  jauh) karena  posting non BBN. Mohon izin, saya akan melaporkan sebuah kegiatan di Hari Peringatan Anti Korupsi Sedunia, 9 Desember 2009 di Jakarta. Tapi sebenarnya ngak "melenceng" jauh dari misi-visi Roy. Kalau kita mau dan berani "buka-bukaan" -tiada dusta di antara kita-  dapat dipastikan  "dunia BBN" di Indonesia, tidak lepas dari KKN. Perhatikan pengadaan dan kejadian tentang "musium atau monumen-monumen kegagalan" BBN, seperti telah kita obrolkan pada postingan-postingan lalu. Karena bukan ahli sospol (dan tidak niat ambil kapling rekan lain) maka Roy cuman mampu menampilkan sejumlah foto di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia,  di antara pukul 10.00-12.00 WIB. [caption id="attachment_35744" align="alignright" width="300" caption="Salah satu "petinggi korlap" dari KOMPAK (Ayo Kompasianer, siapa nama beliau ?)"][/caption] Seperti diketahui,  para rekan pengikut hari peringatan tersebut alias para pengunjuk rasa atau pendemo berkumpul di bundaran HI kemudian melanjutkan aksinya di Bank Indonesia, di Depan Istana, dan/atau Monas (rencana mereka). Mungkin ada kompasianer yang bertanya (dalam hati) kenapa Roy sempat-sempatnya motret. Ya, karena cuman dekat kantorku aja (bundaran HI hanya selang 3 gedung). Juga saya "terangsang" dan nostalgia, karena di era  Pak Harto lengser, saya banyak memotret kegiatan demo di Surabaya. Nih, Roy mantan aktivis sejumlah klub fotografi. Jelek-jelek gini, aku penyandang gelar arts photography lho. Demikian juga, saya "gatal" karena pagi tadi begitu tiba di pintu masuk loby kantorku, kok lihat banyak polisi berjaga (meski tanpa senjata), juga di jembatan penyebrangan di depan kantor (antara BII Plaza dan Ex). Aktivitas unjuk rasa [caption id="attachment_35746" align="aligncenter" width="300" caption="Kelompok Pelayanan Bebas Korupsi dan Kolusi"][/caption] [caption id="attachment_35747" align="aligncenter" width="300" caption="KAMMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslimim Indonesia (putri)"][/caption] [caption id="attachment_35748" align="aligncenter" width="300" caption="Pemimpin yang tetap semangat, meski mulut diplester"][/caption] [caption id="attachment_35749" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak di sisi kiri, meski tua, lugu dan tampak oon tapi tetap semangat"][/caption] [caption id="attachment_35750" align="aligncenter" width="225" caption="Meminta pertanggungan jawab Pak Beye"][/caption] Aktivitas teaterikal [caption id="attachment_35751" align="aligncenter" width="300" caption="Kesenian jaranan yang dibawa oleh ARUS"][/caption] [caption id="attachment_35752" align="aligncenter" width="205" caption="Pelambang angkara murka, si koruptor yang harus diberantas"][/caption] [caption id="attachment_35754" align="aligncenter" width="235" caption="Lambang wong cilik yang meski jatuh terkapar, tetap diinjak penguasa"][/caption] [caption id="attachment_35755" align="aligncenter" width="300" caption="Lambang koruptor yang diseret oleh rakyat untuk diadili"][/caption] Aktivitas wartawan [caption id="attachment_35757" align="aligncenter" width="300" caption="Wartawan foto, tampak fotografer cewek dari manca negara in action"][/caption] [caption id="attachment_35759" align="aligncenter" width="300" caption="TV One mewawancara Pakde dari Jogja. Kata Pakde : "dukung Pak Beye dan Pak Boed untuk berantas korupsi""][/caption] [caption id="attachment_35762" align="alignleft" width="240" caption="Mobil K-9 pasukan anjing"][/caption] [caption id="attachment_35763" align="alignright" width="300" caption="Mobil Berparabola untuk meningkatkan komunikasi petugas"][/caption] Pengamanan polisi tidak terlalu "sanggar".  Mereka  tidak memegang tongkat,  apalagi senjata api, alias pestol atau senapan. Bahkan sebagian besar yang bersiaga di bundaran Hotel Indonesia,  adalah Polwan dan Pol Airud, bukan Brimob...atau malah Pasukan Gegana atau Resimen Pelopor. Memang  tampak dikejauhan tersedia sejumlah mobil taktis berkanon air. Demikian pula mobil K9...berisi anjing-anjing (pelacak). Tampak pula sebuah mobil Polda yang dilengkapi dengan antena parabola untuk memperlancar komunikasi. Di udara tampak pula, 2 helikopter Polri beterbangan. Alhamdulillah Puji syukur aksi-aksi di atas berjalan damai. Jumlah massa tidak seperti diperkirakan, hanya  relatif kecil. Jalan-jalan pun lancar...tidak terjadi kemacetan massal. Apakah karena "peringatan" Pak Beye (yang dinilai kontroversial) mampu meredam kekhawatiran chaos menjadi "tenang" ? Kompasianers yang butuh "pernyataan" sejumlah kelompok peserta unjuk rasa, antara lain ARUS, KAMMI,  Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (GERASI) Gerakan Mahasiswa Peduli Indonesia (GMPI) , Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI), Gerakan Pemuda Anti Korupsi (GEPAK), please kontak saya...ntar saya email. Asal ada ongkos kirim. hahaha

Plaza BII,Menara II, lantai 22, tanggal 9 Desember2009 (tempat ngungsi “sementara”) SALAM ENERGI HIJAU, Berkah Dalem Gusti Roy Hendroko

Note : sekadar untuk diketahui, "gara-gara" motret di atas, HP saya dicopet orang. Hebatnya si pencopet hanya mengambil HP-GSM...untung HP-CDMA ku tidak diembat. Tapi semua data no telpun, alamat email, dan sejumlah data BBN saya amblas (karena  sebagian besar tersimpan di GSM). Pada rekan-rekan, maaf bila dalam beberapa hari ini, tidak dapat hubungi saya melalui GSM. Kepada pencopet......semoga Allah memberkati Anda dan keluarga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun